Selasa, Desember 24, 2013

Sebuah Do'a Dibalik Do'a

01.02


Selamat menikmati sebuah lagu bernafaskan religi, yang sangat menyentuh sanubari, dengan sejuta pesona yang sangat menyayat hati. Syahdunya memercikan nafas Tuhan pada raga.

Sebuah lagu, diberi tahu oleh seorang teman. Lagu ini dipakai untuk Mini Choir Competition of Paduan Suara Mahasiswa Undip dalam rangka pelantikan anggota PSM #42.

Alhamdulillah dengan personel hanya enam orang (sopran ada 4, alto dan bass ada satu) bisa menggondol gelar the platinum team. :)

Terimakasih untuk teman-teman kelompok Fermata yang telah berusaha keras meraih apa yang tidak kita lirik sama sekali. Keep Spirit #42! cc : Rei, Nathalia, Vega, Ipeh dan kak Devi.




Minggu, November 10, 2013

SEBUAH JAKET BERLUMUR DARAH

02.53
Oleh: Taufiq Ismail

Sebuah jaket berlumur darah
Kami semua telah menatapmu
Telah berbagi duka yang agung
Dalam kepedihan berahun-tahun

Sebuah sungai membatasi kita
Di bawah terik matahari Jakarta
Antara kebebasan dan penindasan
Berlapis senjata dan sangkur baja
Akan mundurkah kita sekarang
Seraya mengucapkan ‘Selamat tinggal perjuangan’
Berikrar setia kepada tirani
Dan mengenakan baju kebesaran sang pelayan?
Spanduk kumal itu, ya spanduk itu
Kami semua telah menatapmu
Dan di atas bangunan-bangunan
Menunduk bendera setengah tiang
Pesan itu telah sampai kemana-mana
Melalui kendaraan yang melintas
Abang-abang beca, kuli-kuli pelabuhan
teriakan-teriakan di atas bis kota, pawai-pawai perkasa
Prosesi jenazah ke pemakaman
Mereka berkata
Semuanya berkata
LANJUTKAN PERJUANGAN

Kamis, November 07, 2013

FISIP Mengabdi

17.12
Beberapa waktu lalu BEM FISIP Undip mengadakan suatu kegiatan "FISIP Mengabdi" dilaksanakan pada tanggal 27-29 September 2013 bertempat di desa Timpik, Salatiga. Peserta yang mengikuti kegiatan ini adalah mahasiswa FISIP sendiri. 

Diharapkan peserta atau mahasiswa yang mengikuti kegiatan ini, bisa semakin membaur dengan kehidupan masyarakat desa secara langsung, mengikuti kebiasaan hidup mereka, dan meninggalkan segala pernik yang mereka punya di rumah masing-masing.

Berikut cuplikan kegiatan yang bisa saya dokumentasikan.

 (Menuju ke rumah salah satu warga bersama Mba Ayu, Mba Hahap, Mba Noor, dan Kutchi)


Kebetulan saya satu rumah dengan Mba Ayu (kerudung hitam pake kaos biru), Mba Hahap (nama aslinya Mba Sarah yg berkerudung merah), Mba Noor (samping mba Hahap), Kutchi (temenku yg sama-sama angk.2013)


 (Walaupun laper dan kumel tapi tetap 'kece' ngeksis dulu. Selamat datang di tempat istirahat kami)

(Kebiasaan mereka adalah mengaji ba'da Maghrib, Pak Djalal sebagai guru mereka. Dan sore itu, mungkin ada satu murid tambahan yang paling kece)


HARI KE-2
Mendapatkan kesempatan untuk bisa mengajar di salah satu institusi pendidikan yang ada di sekitar desa menjadikan kami tahu dan bisa menyelami kembali dunia kami beberapa tahun silam. Ketika masih di bangku sekolah dasar. Bermain, berbagi, dan mengajarkan pendidikan karakter pada mereka. 
Dimulai dengan menyanyikan Indonesia Raya, membuat gambar Soekarno, games, dll.
(Kami juga berkesempatan mengajar di MIN, ini gambar bersama adik-adik kelas 1 yang masih polos, kakak-kakaknya juga polos)
(Mari menari bersama Marini diatas Menara)
Kebetulan, saya mengampu di kelas empat. Tidak cukup sulit untuk berbaur dengan mereka, mereka cerdas dan kreatif (dilihat dari dinamika kelas yang ada dan keaktifan mereka). Tapi, tetap ada konflik yang cukup membuat kami harus berpikir lebih dewasa dari anak-anak itu. Ketika pembagian hadiah, terjadi kecemburuan dari beberapa anak, sehingga ada beberapa dari mereka yang menangis. Menenangkan mereka dan membuat agar konflik tidak berkepanjangan cukup lama prosesnya. Akhirnya bapak wali kelas pun turun untuk melerai mereka.

SORE HARI KE-2
Sore hari, panitia mengadakan bazar murah yang dilakukan di halaman rumah bapak kades. Dalam bazar ini ada sembako murah dan pakaian murah yang dijual untuk warga desa Timpik itu sendiri. 
 (Suasana para pembeli di stan bazar baju)

(Bajunya masih ada aja nih)

(Sorenya main ke tempat tetangga, ketemu Angie)

(Foto dulu sama ibunya)
MALAM HARI
Malam hari, kami disuguhi dengan kesenian rakyat yaitu Reog. Sebelum reog, ada orgen tunggal yang menghibur warga sekitar. Banyak pengalaman yang saya rasakan khususnya pada acara ini. Tapi, cukup jadi dokumen pribadi saya dan Dia yang tahu.

(Menemukan sesuatu yang imut sekali diantara riuh penonton Daisy namanya)

(Ketemu temen-temen dari rumah lain, *lihat muka Pieter yg masih nguak*)

(Foto terakhir bersama keluarga Bapak Djalal)

(Bersama Bu Suti dan Ibunya)

Demikian secuil yang bisa dibagikan dalam FISIP Mengabdi, selebihnya mungkin masing-masing orang bisa memaknai sendiri dalam hati apa yang mereka dapatkan setelah even ini.
Kepekaan sosial bukan melulu tentang teori yang kita dapatkan di bangku kuliah, praktik adalah penyeimbang dari teori. Dengan praktik, kita akan mendapat suatu pengalaman yang akan menyeimbangkan hard dan soft skill.
Seorang dosen mengatakan bahwa "Latihlah kepekaan kalian dengan cara bergaul dengan orang usia 6 tahun ke bawah, dan manula" (Drs. Kushandajani MA, dosen FISIP Undip)

Selasa, November 05, 2013

The Soul of School of Life

23.11
Sebuah lagu yang dipersembahkan oleh seseorang dari balik kegelapannya

Kami Butuhkan Tuhan
(oleh : murid School of Life)

Berkarya dalam kegelapan
Hanya dekap padaMu
Aku merasa tenang
Hanya diriMu seorang
Hiasi hati dan duniaki

Kau yang selalu ada, kaulah 
HadirMu buat diriku sempurna

Terimakasih kepersembahkan bagiMu
Atas sgala cinta dan pengorbananMu Tuhanku
Takkan pernah bisa aku lupakan
Saat badai kelam gulita selimuti langkahku
Dirimu selalu ada tuk diriku
Takpernah kau meinggalkanku
Sunyi di rantai sepi  sendiri

Demikianlah sebuah lagu yang dibawakan oleh salah seorang pasien atau lebih tepatnya murid. Kebetulan pada waktu itu Himpunan Mahasiswa Jurusan Ilmu Pemerintahan Undip mendapatkan kesempatan untuk bisa merasakan berada diantara murid-murid School Of  Life. Dalam acara Safari Sosial.

Setidaknya gambaran dari School Of Life bisa dilihat dalam video berikut ini :
Priskilla Smith July - Inspirasi Indonesia Liputan 6

Ketika dalam hidup tak cukup hanya sekadar untuk hidup kita, tengoklah mereka yang memaknai hidup dengan cara mereka dalam dunia mereka. Tak dipungkiri dunia mereka itu ada, akan semakin sempurna dunia kita kala kita mencoba menyelami dunia mereka. Melihat apa yang tidak kita lihat dalam dunia kita. Tanpa lihat kasta, usia, agama, karena kita bicara rasa. (Asha Lestari)




SERAGAM "ilegal" ORANGE

22.45

(http://uthie.me/files/2010/05/9534199.jpg)


Pernahkah Anda meilhat pemandangan orang-orang (umumnya laki-laki) berompi orange berada diantara motor atau mobil yang sedang diparkirkan?

Atau mungkin pernah melihat pemandangan seorang anak berusia sekitar 15 tahunan mengenakan pakaian seragam orange berada dibawah terik matahari di bulan-bulan tertentu? Misalnya di bulan Puasa atau menjelang lebaran?

Fenomena ini sering terjadi, tapi sering diabaikan karena dianggap sebagai suatu kebiasaan yang maklum bagi sebagian orang. Tapi, perlu kita telisik lebih dalam. hal apa yang mendasari munculnya tukang-tukang parkir dadakan?

Jika Anda pernah sesekali berkunjung atau sekadar lewat di KOTA DAGANG yaitu di kecamatan Bobotsari, kabupaten Purbalingga banyak pemandangan mengharukan yang bisa Anda saksikan di sepanjang jalan pasar tradisional Bobotsari. 
Di depan toko yang berjajar-jajar di pinggiran akses jalan utama, jalan raya yang seharusnya (aslinya) memiliki lebar 4 meter, kini hanya tersisa sekitar 2-2,5 meter. Ironinya, sisa jalan digunakan sebagai tempat parkir kendaraan seperti motor, becak, angkutan umum, dan kendaraan lain. Kondisi ini, tentunya membuat ketidaknyamanan bagi pengendara lain yang seharusnya menggunakan jalan itu. Bukan hanya parkir yang semrawut, tukang parkirnya pun sangat semrawut. Karena hampir setiap lima meter, pasti di daerah itu ada tukang parkir lain. Selain itu, banyak, bahkan hampir dari keseluruhan tukang parkir itu, tidak memiliki surat keterangan parkir yang seharusnya diberikan kepada pemilik kendaraan yang diberikan setelah atau sebelum kendaraan diambil. Pada hari-hari biasa saja, jumlah tukang parkir tanpa izin sudah sangat banyak, apalagi jika Anda melihat kondisi ketika memasuki bulan puasa atau H-7 menjelang lebaran. Baju-baju orange yang masih fresh namak dikenakan oleh para tukang parkir musiman, yang tiba-tiba banyak merebak di berbagai titik daerah rawan parkir. Pemandangan ini, tidak hanya terjadi di kecamatan Bobotsari, di pusat pertokoan daerah jalan MT Haryono Purbalingga tidak jarang ditemukan tukang parkir yang bertengger di depan-depan toko. Semakin membuat kesal, ketika musim-musim liburan dan lebaran, banyak oknum yang tiba-tiba menaikkan tarif parkir dari tarif biasanya. Jika kita memberikan uang Rp2000,00 kadang tidak dikembalikan, padahal tarif biasa adalah Rp500,00. Mengesalkan dan menjengkelkan, ketika bepergian kocek habis hanya untuk parkir. Karena setiap kali berhenti di suatu tempat, pasti kena charge.

Saat ini terminal Bobotsari sedang mengalami pemugaran bisa dikatakan besar-besaran, untuk merombak terminal Bobotsari yang terletak di Jalan TP Imam menjadi terminal tipe A. Pastilah terminal baru ini akan menjadi terminal tujuan dari penumpang-penumpang antarkota bahkan antarprovinsi.
Kesiapan-kesiapan yang berkaitan dengan teknis penataan sarana dan prasarana umum harus beres terlebih dulu. Seperti yang kita ketahui bahwa antinya jika memang terminal tipe A itu sudah benar-benar terwujud, tentunya jalur-jalur utama (jalan utama) akan dilalui oleh kendaraan-kendaraan yang bervolume berat dan tentunya dengan intensitas yang lebih banyak. Jika, masalah penataan parkir belum beres, tidak dapat dibayangkan akan seperti apa nantinya jalanan di Kota Dagang tercinta ini.

Sebagai warga Bobotsari tercinta, mari kita bersiap diri dari sekarang. Mempersiapakan semua hal-hal yang berkaitan dengan teknis. Dalam hal ini dibutuhkan kesiapan tidak hanya dari warganya, pemerintah kecamatan, dinas perhubungan, polres dan lain-lain.

Merujuk ke permasalahan pertama tentang tukang parkir, seingat saya ketika pelajaran BK yang disampaikan oleh bapak Sugiono ketika kelas 8 SMP, beliau mengatakan bahwa Bobotsari adalah kecamatan dengan tingkat premanisme dan jumlah tukang parkir illegal tertinggi di Purbalingga (tahun 2009). Memang rumor yang beredar di masyarakat dari mulut ke mulut seperti itu adanya. Jikalau memang benar, berarti hal ini harus diatasi dikhawatirkan nantinya akan banyak calo-calo yang berkeliaran setelah adanya terminal tersebut.

Penataan tempat parkir juga harus deperbaiki, kalau bisa dibangunkan lahan khusus untuk memarkirkan kendaraan pribadi, agar kendaraan-kendaraan pribadi tidak diparkirkan sembarangan dan menghabiskan badan jalan.

Mengenai tata tertib lalu lintas, juga perlu diperhatikan mengingat selama ini, saya perhatikan pelaksanaan tata tertib lalu lintas di sepanjang jalan utama Bobotsari masih sangat lemah. Dan banyak yang tidak menggunakan helm ketika berkendara.

Dari saya, sekiranya mungkin itu yang terpenting yang seharusnya mmenjadi fokus kita sekarnag. Seiring rebuilt terminal kita, perlu pula dibarengi dengan penataan sektor lain agar nantinya kita sudah benar-benar siap mendapatkan 'kejutan-kejutan' yang ada seiring dengan hadirnya terminal baru.

Hanya sekadar share pikiran saja, tidak bermaksud menjelekkan tetapi berharap yang terbaik untuk kita semua. Berharap yang terbaik untuk daerah sendiri. Kalau semakin maju berarti kan progressnya semakin baik. Mari berpikir maju dan menerima semua hal baru dengan pikiran terbuka. :)

Senin, November 04, 2013

Manfaat Berenang

21.38
Bagi sebagian orang, berenang merupakan hobby. Dimana sebuah hobby pasti akan membawa efek senang bagi mereka yang melakukannya. Tapi, tidak semua orang berani "menceburkan" dirinya ke kolam untuk berenang. Nah, buat teman-teman yang engga suka berenang, bisa dibaca nih, manfaat berenang bagi tubuh. Buat, yang udah suka berenang, boleh juga baca lumayan menanbah pengetahuan.



Ada apa dibalik berenang?

1. Jantung yang lebih sehat
Selain mengencangkan otot yang terlihat seperti otot dada (pectoralis),otot  trisep dan paha depan, berenang juga membantu meningkatkan otot yang paling penting dalam tubuh kita yakni  Jantung.Karena berenang adalah latihan aerobik, maka ia berfungsi untuk memperkuat jantung, tidak hanya membantu otot jantung menjadi lebih kuat, tetapi membuatnya lebih efisien dalam memompa  aliran darah yang lebih baik ke seluruh tubuh Anda. American Heart Association (AHA) melaporkan bahwa hanya denga 30 menit latihan per hari, seperti berenang, dapat mengurangi penyakit jantung koroner sebesar 30 sampai 40 persen. Selain itu ia juga baik dalam mengontrol tekanan darah/tensi.

2. Mengurangi  Resiko Diabetes
Dengan hanya 30 menit dari olahraga ini selama tiga kali per minggu, Anda bisa membakar 900 kalori - mengurangi risiko terkena  diabetes tipe 2 lebih dari 10 persen . Dan, jika anda sudah memiliki diabetes tipe 1, manfaat berenang dapat sangat membantu, karena jenis latihan ini dapat meningkatkan sensitivitas insulin . Menurut American Diabetes Association, penderita diabetes harus mendapatkan 150 menit per minggu, tersebar di setidaknya tiga hari per minggu, dengan aktivitas fisik intensitas sedang seperti berenang untuk membantu kontrol glikemik/gula darah dalam tubuh. Selain renang , olahraga dengan efek sama kepada sensitivitas insulin adalah berjalan kaki (walking).

3. Memperbaiki kadar  kolesterol
Renang dapat memperbaiki keseimbangan  rasio yang tepat dari kolesterol dalam tubuh anda, yakni  rasio seimbang antara kadar kolesterol “baik” (HDL) dan kadar   kolesterol “buruk” (LDL).Renang bisa mendapatkan tingkat ini dalam keseimbangan yang tepat berkat kekuatan aerobik, yang telah terbukti dengan cara  meningkatkan kadar HDL. Dan untuk setiap kenaikan 1 persen pada kolesterol HDL, risiko kematian akibat penyakit jantung turun sebesar 3,5 %.

4. Memperbaiki Gejala/Serangan Asma
Bila anda penderita asma dan khawatir jika anda berolahraga diluar (outdoor)  dengan udara yg panas/kering  serta penuh dengan bahan allergen di sekilling anda, maka masuklah ke dalam air di kolam renang untuk menghindari serangan asma setelah berolahraga.  Dalam air dengan kelembaban cukup maka  renang membantu Anda menghindari serangan asma . Bahkan bagi mereka yang tidak menderita asma bisa mendapatkan keuntungan dari berenang, yaitu dapat meningkatkan volume paru-paru dan mengajarkan teknik pernapasan yang tepat.

5. Mengontrol  Berat Badan
Untuk beberapa waktu lalu, banyak orang berpikir bahwa karena air umumnya lebih dingin dari suhu tubuh kita, akan sulit untuk menurunkan berat badan dengan latihan air. Seperti banyak ide-ide lama tentang olahraga, hal ini  telah direvisi: Berenang  sekarang diakui sebagai salah satu pembakar kalori terbesar di sekitar, dan itu bagus untuk menjaga berat badan anda. Berapa banyak persisnya  jumlah kalori yang Anda bakar, tentu saja, tergantung pada fisiologi tubuh anda sendiri dan intensitas anda dalam berolahraga. Tetapi sebagai aturan umum, untuk setiap 10 menit renang gaya dada  akan membakar 60 kalori,  gaya punggung 80 kalori, gaya bebas sampai 100 kalori , dan gaya kupu-kupu yg paling mengesankan , yakni sampai mencapai 150 kalori.

6. Menguragi Gejala Arthritis
Ketika tubuh manusia terendam dalam air, maka secara otomatis menjadi lebih ringan. Ketika tenggelam ke pinggang, tubuh Anda dikenakan hanya 50 % dari beratnya, cemplungkan diri anda  dalam air sampai ke leher, Anda hanya harus menanggung 10 % dari berat badan anda sendiri, sedang kan 90 % lainnya ditangani oleh kolam.Ini berarti bahwa kolam menyediakan tempat yang ideal untuk bekerjanya  otot yang kaku dan sakitnya sendi, terutama jika Anda kelebihan berat badan atau menderita arthritis. Jika kolam dipanaskan, jadi lebih baik untuk penderita arthritis, seperti air hangat dapat membantu melonggarkan sendi kaku. Bahkan, orang dengan rheumatoid arthritis menerima manfaat yang lebih besar untuk kesehatan mereka setelah berpartisipasi dalam hidroterapi dibandingkan dengan kegiatan lain. Ini juga telah terbukti bahwa olahraga berbasis air meningkatkan penggunaan sendi yang terkena dan mengurangi rasa sakit dari osteoarthritis. Ada lagi bonus lain latihan dalam air :  Berenang  juga meningkatkan kekuatan tulang - terutama pada wanita pasca-menopause

7. Menguragi Stres dan Meningkatkan Spirit
Selain sbg latihan aerobic, renang  juga bisa dianggap seperti permainan karena efeknya yang menyenangkan. Itulah alasan kenapa mulai anak-anak sampai orang tua menyenangi olahraga ini. Salah satu efek samping yang timbul adalah karena dilepaskannnya bahan kimia yang bertanggung jawab saat kita merasa bahagia yaitu Endorfin. Selain itu , berenang juga dapat membangkitkan respon relaksasi  seperti halnya  yoga. Hal ini disebabkan sebagian besar adanya  peregangan yg konstan dan relaksasi otot anda lalu dikombinasikan dengan pernapasan berirama dalam.  Olahraga dalam air  juga merupakan latihan meditasi, dengan suara nafas anda sendiri dan percikan air yang bertindak sebagai semacam mantra  sehingga dapat membantu Anda “meredam” semua gangguan lainnya.

8. Memperpanjang Umur
Jika sebelumnya tujuh alasan diatas tidak cukup untuk meyakinkan Anda tentang manfaat kesehatan dari berenang, mungkin yang satu ini bisa : Renang dapat menjaga Anda dari kematian. Tentu saja hal ini jgn diartikan secara harfiah hehe.. bahwasanya renang tidak menjanjikan keabadian, tetapi tampaknya renang setidaknya bisa membantu Anda menghindari mati muda. Para peneliti di University of South Carolina yang  diikuti 40.547 orang, berusia 20 sampai 90 tahun  menemukan bahwa mereka yang berenang memiliki tingkat kematian 50 % lebih rendah dibandingkan pelari, pejalan kaki atau orang yang tidak pernah berolahraga. Mereka menyimpulkan bahwa manfaat yang sama akan diterima oleh perempuan maupun laki-laki.

9. Berenang dapat memperbaiki postur tubuh
Postur tubuh yang baik terjadi saat tubuh mempunyai otot yang kuat dan juga timbunan lemak yang sedikit di tubuh. Dan berenang dapat membantu Anda mewujudkan hal tersebut.

10. Menambah tinggi badan
Bagi anak-anak yang masih dalam masa pertumbuhan, berenang bisa membuat tubuh lebih tinggi. Bagi orang dewasa, berenang pun bisa memperbaiki postur tubuh sehingga bisa terlihat lebih tinggi.

Sumber : kompasiana.com ,  merdeka.com , dan wafertango.com

Selasa, Oktober 01, 2013

Hadiah Dari Timur #2 (Tahu Nenek)

09.22
Hari kedua,

Pagi itu masih sangat buta, hirup udara pengap terasa sangat menyesakkan di dada. Yah, ternyata dari asap obat nyamuk bakar yang semalaman sudah kami sulut dan tinggal berapa bagian saja yang belum terbakar kala itu. Jam di dinding menunjukkan pukul tiga pagi. Dingin tidak terlalu, tapi nenek Ali sudah tergesa rupanya untuk segera mengangkut tahu-tahu yang akan dijajakkannya di pasar. Jam tiga sudah terlalu siang untuk menuju ke pasar. Wah, pagi itu nenek Ali bangun terlalu siang. Saya bergegas, berberes ingin ikut si nenek ke pasar. Silvi masih tertidur pulas di samping saya. Kaos berwarna merah berlengan panjang yang saya cari yang bertuliskan AMBALAN GANESHA. Yah, akhirnya kaos itu sudah melekat pada tubuh kurus ini. 

Bersama cucu laki-laki nenek Ali yang pertama, saya dan nenek Ali menggotong bakul yang berisi tahu yang jika ditimbang beratnya, sekitar 50 kg. Menuju tepian jalan untuk menunggu mobil pick up yang nantinya mengangkut kami sampai ke pasar. Tiga puluh menit kemudian si mobil datang, segeralah kami ke pasar dengan dingin yang membatu, diangkut mobil tanpa bahu. Cucu nenek Ali yang duduk de kelas empat SD ikut kami. Karena saat itu adalah hari libur semester juga.

Asik sekali rasanya. Pengalaman baru, yang saya rasakan di hari libur semester satu kala itu. Sesampainya di pasar, tidak ada yang membantu kami (saya dan nenek Ali) menurunkan muatan. Jadilah kami wanita perkasa kala itu. Mengangkat dua bakul yang masing-masing berisi sekitar 50 kg. 

Kami masuk area pasar, wah, memang benar, ruih suara tawar-menawar sudah terdengar di gendang telinga. Pasar sudah ramai pemirsa. Kami terlambat. Tapi tak apa, untung saja nenek Ali sudah punya tempat yang memang sudah disewanya untuk berjualan jadi kami tidak harus mencari tempat lagi. Dan tidak perlu ketakukan tidak kebagian tempat untuk berdagang. Tempatnya bukan kios bertembok, hanya ada dipan / amben yang berbentuk persegi panjnag berukuran sekitar 2.5 x 1.5 meter saja. Ditengahnya ada lubang untuk tempat si penjual. 

Nenek Ali pergi sebentar ke kios temannya yang lain. Saya dipasrahkan untuk menjual tahu nenek. Pertama-tama yang harus dilakukan adalah membungkus tahu-tahu. Tahu kecil (kulit cokelat) dibungkus dengan isi 10/pack. Tahu kuning dan putih yang ukurannya lebih besar di pack dengan isi 5/pack. Setiap pack dijual Rp2000,00, entah itu sudah bisa menutup modal nenek atau belum. Jika tahu tidak habis, sisanya dibawa pulang untuk dikonsumsi sendiri.

Tidak lama, ada seorang ibu membawakan saya teh hangat. "Sudah dibayar nenek Ali" katanya. "Niki pintenan, Bu?" 

Ternyata harga teh itu hanya seribu rupiah. Cukup mengusir dingin kala itu. Selang beberapa waktu nenek dan cucunya kembali dengan membawa jajanan pasar semacam bolu jika diimplementasikan semacam dorayakinya Doraemon. Saya tergiur, dan minta ditemani si cucu ke tempat membeli kue bolu itu. 

Ibu-ibu tak berjilbab, sigap dan cekatan menuangkan adonan ke dalam wajan pemanggang itu. Dibaliknya kue itu, ala chef-chef profesional di hotel berbintang. 

"Kulo tumbas kalih mawon, Bu."

Eeem, yummmy sekali pagi itu. Segelas teh hangat dengan dorayaki-dorayakian. Sambil menunggu pembeli yang berlalu lalang. Ternyata pelanggan tahu nenek Ali cukup banyak. Baru beberapa menit saja, kita harus nge-pack lagi. 

Hingga akhirnya, adzan Subuh berkumandang. Aneh. Mereka tetap bertransaksi. Adzan seperti hanya berlalu saja di telinga mereka. Seperti suara kendaraan yang lewat kemudian pergi. Tidak ada yang menghiraukan. Saya pamit ke nenek untuk sholat Subuh. Tapi, si nenek sedang berbelanja untuk kebutuhan masak hari itu. Saya tunggu nenek, tidak balik-balik. Saya tunggu. Akhirya setengah enam nenek balik. Saya langsung ngiprit mau sholat. Dan parahya, saya lupa tanya masjid dimana. Saya tanyakan kepada orang-orang yang lalu lalang disekitar itu. Mana masjid Bu? Aneh tidak ada yang tahu. Saya melihat ada kubah dan pasti itu masjid, tapi arah jalannya kemana. Akhirnya saya masih dipertemukan dengan orang yang tahu arah masjid. Alhamdulillah, segar air wudhu menyapu wajah saya yang belum mandi kala itu. Saya pun sholat Subuh di  masjid pasar, jam stengah enam, di pengabdian, di desa orang.

bersambung...

( https://encrypted-tbn1.gstatic.com/images?q=tbn:ANd9GcRQrTa9epxpA-Fw2lNWQmaWegCdzy2aaMHGhnlhv9hWbxzN_S4r )


Kisah 01 Oktober

08.39
Hari ini, tepat di ujung awal bulan Oktober. Kejadian yang belum pernah terbayangkan sebelumnya sama sekali. 

Hari ini, adalah hari pertama jam olahraga kami digeser hari Selasa. Sebelumnya hari Jumat, dengan dalil agar hari Jumat menjadi hari free dan surga bagi anak-anak kos untuk pulang kampung. 

Hari ini lain dari hari yang lain, apa yang dipikiran Anda? 1 Oktober adalah hari Kesaktian Pancasila, Hari Ulangtahun Undip ke-56. Atau apa lagi? Memang itu sema benar. Tapi yang paling mengesankan di hari pertama bulan Oktober tahun ini adalah hari kesakitan bagi kami. 

Kami mencoba membela suatu kebenaran yang mutlak. Banyak anak dengan berbagai macam warna trining duduk di emperan-emperan stadion, bingung sesampainya saya di stadion. Olahraga pagi ini, kami terkunci dan tidak diperkenankan masuk ke dalam stadion karena telat 5 menit. Apa? Yang langsung terbesit dalam pikiran adalah walaah absennya gimana ini? Otomatis kalau kami tidak masuk, kami tidak akan mendapatkan absen dan dianggap "alpa". 

Selang beberapa saat, ada seorang wanita meggunakan sepeda motornya pakaiannya beda dengan kami, seragam yang dia kenakan beda dengan kami. 
Lali kami amati gerak-geriknya, dan yak! Diperbolehkanlah dia masuk. (Apa-apaan) 
Wah, kami membuncah dan minta keadilan, "Kok Dosen boleh masuk mahasiswa tidak boleh masuk?"

"Pak, buka pintunya Pak"

"Pak, kami ingin olahraga Pak"

"Pak, kami membayar Pak"

Muncul kata-kata cletukan dari mulut-mulut mahasiswa yang merasa diperlakukan tidak adil. Selain kata-kata diatas masih banyak juga kata-kata lain.

Beberapa menit setelah itu, kami mencari akal agar dapat masuk ke stadion, banyak pohon yang menghubungkan dengan tembuk stadion yang tinggi-tinggi. Bisa dengan mudah kami memasuki stadion. Tapi, tidak berhasil, tembok terlalu tinggi besar.

Beberapa anak menemukan jalan pintu samping yang menghubungkan dengan stadion, tapi arealnya susah. Kami harus seahli cicak supaya bisa masuk. Karena disana hanya ada sisi tangga yang bercelah sangat kecil yang hanya bisa dilalui oleh orang yang bertubuh sangat amat kurus banget.
Tidak mungkin saya bisa melalui itu. Kami harus mengangkat tubuh kami, menjadikan tangan kami tumpuan untuk badan kami. Sementara saya, dengan posisi badan seperti ini tidak mungkin bisa masuk. Beberapa teman kami berhasil masuk untuk menyanyakan KEADILAN. Tapi, alhasil kami yang berhasil masuk dikira maling yang masuk ke rumah orang tanpa izin.

Kalau menurut saya, itu sah-sah saja. Kami membayar untuk fasilitas gedung tersebut kok. UKT LOH! UKT golongan V lagi. Setahu saya, ketika saya masih menjadi bagian dari mahasiswa, saya punya hak yang sama atas kepemilikan dan penggunaan gedung. Tapi ya, kenyataan seperti itu. Kami disangka maling di rumah sendiri.

Mungkin memang salah kami, datang sedikit lebih siang dari pada yang lain. Tapi kalau saya pulang ke rumah saya, jam berapa pun orang tua saya tidak akan membiarkan saya kedinginan di luar bangunan rumah. Hari ini, menjadi pelajaran bagi kami, agar kami lebih mencintai waktu, agar dia bisa bersahabat dengan kami. Dan mungkin mencintai Stadion kami sepertinya. Agar dia mau membukakan pintu bagi kami yang telat. Karena menurut saya lagi, olahraga seharusnya tidak menjadi suatu mata kuliah yang mengekang, seharusnya menjadi matkul refreshing untuk menghilangkan kepenatan di matkul yang lain. Terimakasih.


Di Hari Kesaktian Pancasila ini, di Hari Ultah UNDIP ke 56 ini. Mari kita teriakan! 
HIDUP MAHASISWA! *kepal & angkat tangan kiri*

(https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgqAU9Vh7vp-79XLIfBjJ8LiOXrdx69wAj7b9ACrlY18xrR4v9Fqk9fCk_39I8nY4WrhJOHpXFpnPJn-iuS1D_Xhx-ja0L6tlbKLDxa9M44IWPt-Tc4uRZYwMDpXhd7ApLDDOFnGFiRJdE/s1600/gerakan+mahasiswa.jpg)

Kami bukan pemberontak, kami hanya sebagian kecil dari agent of change. Perjuangkan hak kami.


Selasa, September 24, 2013

Hadiah Dari Timur

23.30
Ketika membuat artikel ini, saya sedang teringat beberapa tahun lalu di desa Tajug, kecamatan Karangmoncol, kabupaten Purbalingga.

Sebuah "perjuangan" (kami menyebutnya) untuk menjadi seorang LAKSANA. Salah satu tingkatan dalam Pramuka Penegak. Untuk mendapatkan predikat seorang Laksana, kami, para calon Laksana diharuskan melaksanakan satu program pengabdian kepada masyarakat. Program ini adalah program terakhir, sebelum kami dilantik dan sah menjadi seorang Laksana.

Tepatnya di akhir Desember 2011. Kakak-kakak Laksana sebelum kami, membagikan daerah dan tempat tinggal yang akan menjadi tujuan kami mengabdikan diri kepada masyarakat. Bagi calon penegak Laksana Putra, mereka diharuskan melakukan long march (jalan jauh). Rutenya adalah Purbalingga-Rembang-Purbalingga sekitar 60km (kurang lebih). Menurut saya, kenapa mereka harus melakukan prosesi tersebut? Buat apa si, capek-capek jalan 60km dan engga boleh naik kendaraan dan cuma berbekal uang 10 ribu rupiah?

Menurut saya, perjalanan tersebut adalah jenis dari napak tilas atau sering dikenal dengan menelusuri dan merasakan perjuangan para pahlawan di zaman dulu ketika mereka berperang. Merasakan betapa susahnya meraih suatu kemerdekaan yang hakiki, yang kita raih sendiri tanpa bergantung dengan bangsa lain. Selain itu, mengajarkan bahwasannya kita harus mampu berada dalam posisi dibawah, karena anak muda sekarang banyak yang tergiur dengan kemewahan yang diberikan oleh orang tua mereka. Sehingga enggan untuk merasakan penderitaan orang bawah

Sedangkan filosofi dari pengabdian masyarakat adalah bagaimana kita merasakan susahnya mencari uang. Berada di posisi pekerja keras/kasar. Dan mengambil makna dari kehidupan kita di dunia. Kita hidup di dunia ini dari berbagai macam kalangan, sudah selayaknya kita saling menghormati semua orang dari berbagai lapisan. Kita juga diajarkan secara naluriah untuk menghargai hasil kerja orang lain, agar tidak menyianyiakan karya atau produk yang dibuat orang lain.

Khusus untuk pengabdian masyarakat, kami ditempatkan di rumah penduduk yang memiliki usaha home industry. Lokasi tersebar di berbagai ujung kabupaten Purbalingga. Ada yang mendapat di pusat oleh-oleh Mirasa Purbalingga, di pembuatan jajanan pasar yang terletak di daerah Cipaku, Mrebet, Purbalingga. Ada juga yang mendapatkan bagian di centra pembuatan gula jawa. Sementara saya, bersama teman saya Silvi Nur Fitriani mendapatkan lokasi yang paling jauh dari lokasi start SMA Negeri 1 Purbalingga (pangkalan dari Ambalan Ganesha) yaitu di desa Tajug, kecamatan Karangmoncol. Jarak tempuh sekitar 25km. 

Meskipun sempat bingung dan tidak tahu jalan, akhirnya kami sampai juga di tempat tujuan kami. Sekitar pukul 09.00 kami sampai, perjalanan menggunakan sepeda motor milik Silvi. Kami mendapat home industry pembuatan tahu, bertempat di rumah nenek Ali (sebutan para tetangga).



Nenek Ali, adalah seorang janda yang tinggal dengan empat orang cucunya. Anak perempuannya yg juga janda, bekerja di negara tetangga untuk memenuhi kebutuhan hidup keempat anaknya. Nenek Ali memiliki dua orang assisten yang membantunya dalam usaha home industry tahu. Yaitu Mas Saryo dan Mba Genuk. Mereka bekerja dari pagi sampai tengah malam.

Beruntung saya diberi kesempatan untuk menengok proses pembuatan tahu dan sedikit mencoba karena penasaran dengan pembuatan tahu. Saya belajar dari tahu itu masih berbentuk kedelai sampai siap dikemas dan dijadikan salah satu pemenuh gizi sehari-hari bagi sebagian besar orang Jawa. 

Pembuatan tahu ditempat Bu Ali biasa dimulai sekitar pukul 14.00 WIB. Kebetulan, saya sedang tidak ada kerjaan waktu itu untuk membersihkan tempat tidur kami, sudah selesai. Saya iseng menuju dapur. 

Ada banyak proses untuk membuat tahu rumahan, mulanya kedelai di cuci dengan air bersih, di rendam dengan air bersih selama 30 menit. Setelah itu, masukan kedelai yang telah di rendam ke dalam mesin penggilingan. Keluarlah kedelai yang sudah melalui proses penggilingan keluar dalam bentuk bubur kedelai. Tahap selanjutnya adalah memasukkan adonan kedelai tadi kedalam tungku raksasa (wadah yg sangat besar seperti kolah )

bersambuuung....

KARYA TULIS ILMIAH SMA

19.06

KARYA TULIS ILMIAH

KELAYAKAN KUALITAS AIR TANAH SEBAGAI AIR MINUM DITINJAU DARI SEGI GEOGRAFIS DAN LABORATORIS DI DESA DAGAN, KECAMATAN BOBOTSARI, KABUPATEN PURBALINGGA







 













Karya Tulis Ilmiah ini disusun sebagai syarat mengikuti Ujian Akhir Sekolah (UAS) dan UN (Ujian Nasional) tahun pelajaran 2012/2013

OLEH :
Nama          : Anisah Mubarokatin
Kelas           : XII IPA 5
NIS                         : 15216


DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN PURBALIINGGA
SMA NEGERI 1PURBALINGGA
2012




KATA PENGANTAR

            Alhamdulillah adalah ucapan syukur yang patut kita panjatkan atas kehadiran Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, dan nikmat sehat kepada kita semua. Sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya tulis ilmiah Penyusunan Karya Tulis Ilmiah dengan judul “Kelayakan Kualitas Air Tanah sebagai Air Minum Ditinjau dari Segi Geografis dan Laboratoris di Desa Dagan, Kecamatan Bobotsari, Kabupaten Purbalingga” sebagai salah satu syarat menempuh Ujian Nasional tahun 2013.
            Penulis mengucapkan terima kasih atas dukungan dari berbagai pihak yang telah berpatisipasi atas tersusunnya karya tulis ilmiah ini. Terimakasih kepada:
1.      Allah SWT yang telah memberikan nikmat sehat sehingga penulis masih diberi kesempatan untuk menuangkan tulisannya dalam pembuatan karya tulis ilmiah ini.
2.      Kedua orangtua yang tiada terhitung memberikan kasih sayang serta dorongan agar penulis dapat menyelesaikan karya tulis ilmiah ini.
3.      Kepada Pak Agus Triyanto selaku pembimbing yang telah bersedia meluangkan waktunya untuk membimbing peneliti-peneliti kecil seperti kami.
4.      Bapak Suheri, sebagai wali kelas XII IPA 5 yang selalu memberikan dorongan agar timbul semangat pada diri penulis.
5.      Teman-teman kelas XII IPA 5 atau Genesis di penghujung waktu kita di kelas XII.
6.      Yang tak terlupakan Ambalan Ganesha dan anggotanya yang telah memberikan begitu banyak pengalaman yang tak didapat di dalam kelas.
7.      Sahabat-sahabat yang tak pernah putus asa untuk selalu memberikan motivasi kepada penulis, dan semua pihak yang tidak dapat Penulis sebutkan satu persatu.
Penulis sadar  masih banyak kekurangan dalam penyusunan karya tulis ilmiah ini, sehingga kami mengucapkan mohon maaf.

===============================================================

BAB I
PENDAHULUAN

A.           LATAR BELAKANG
Air bagi manusia merupakan kebutuhan ikhwal yang harus terpenuhi setiap harinya. Karena 75% dari tubuh manusia merupakan cairan dan salah satu komponennya  adalah air. Dalam air terdapat mineral-mineral yang berfungsi untuk membantu pertumbuhan tulang, peredaran cairan, mengendurkan dan mengencangkan otot, melancarkan metabolisme, menubuhkan jaringan, dan lain sebagainya (Latif, 2012). Air yang dibutuhkan oleh tubuh adalah air yang tidak tercemar dan memenuhi standar baku kelayakan kualitas air minum.
Pemenuhan kebutuhan air minum di pedesaan ataupun perkotaan tergantung pada layanan cakupan air minum, dan kondisi sanitasi pada masyarakat. Standar pemenuhan air di Indonesia untuk masyarakat pedesaan adalah 60 liter/orang/hari, sedangkan untuk masyarakat daerah perkotaan adalah 150 liter/orang/hari. Target pemenuhan air minum Indonesia pada tahun 2015 adalah 70% dan sanitasi sebesar 63,5% berdasarkan kesepakatan konferensi di Johanesburg pada Summit 2002 (Rohim, 2006).
Upaya pemenuhan kebutuhan air minum ini, diwujudkan dengan terus dilakukannya peningkatan terhadap kualitas air minum dari segi fisik, kimia, bakteriologis, dan radioaktif. “Kualitas air didefinisikan sebagai kadar parameter air yang dianalisis secara teliti sehingga menunjukkan mutu dan karakteristik air. Mutu dan karakteristik air ditentukan oleh jenis dan sifat-sifat bahan yang terkandung didalamnya. Bahan-bahan tersebut baik yang padat, cair, gas terlarut, maupun yang tak terlarut secara alamiah mungkin sudah terdapat dalam air dan diperoleh selama air mengalami siklus hidrologi. Dengan demikian mutu dan karakteristik air ditentukan oleh kondisi lingkungan dimana air berada.”
Di Indonesia terutama di daerah perkotaan, masyarakat memenuhi kebutuhan air sehari-hari dengan air PAM. Salah satu perusahaan air minum yang dipercaya oleh sebagian besar masyarakat dan telah mendapat izin dari pemerintah. Sementara bagi masyarakat yang tinggal di pedesaan, mereka banyak mengambil air untuk pemenuhan kebutuhan sehari-hari dari alam (sungai, sumur, mata air (tuk). Bagi masyarakat pedesaan yang jauh dari sarana pemenuhan kebutuhan air bersih, sah-sah saja mengambil air dari alam tanpa mengetahui kualitas dari air yang mereka konsumsi. Kebanyakan dari mereka, belum memiliki cukup pengetahuan tentang bagaimana syarat air yang layak untuk dikonsumsi (standar kelayakan). Hal ini masih memberikan harapan yang pupus terhadap apa yang dicita-citakan pada konferensi Summit 2002 yaitu tahun 2015 separuh penduduk dunia yang saat ini belum mendapatkan akses terhadap air minum (Save Drinking Water) harus telah mendapatkannya.
Sebagai contoh dari permasalahan diatas adalah masyarakat Desa Dagan, Kecamatan Bobotsari, Kabupaten Purbalingga, kecamatan Bobotsari, Purbalingga yang masih menggunakan air tanah untuk memenuhi kebutuhan mereka sehari-hari karena air tanah yang terdapat di desa ini tergolong melimpah. Kebanyakan dari masyarakat belum mengetahui kandungan apa saja yang terdapat dalam air yang mereka konsumsi setiap hari. Sebelumnya air tanah di Desa Dagan, Kecamatan Bobotsari, Kabupaten Purbalingga belum pernah diteliti kelayakannya sebagai air minum ataupun sebagai sarana pemenuh kebutuhan rumah tangga.
B.            RUMUSAN MASALAH
1.           Apakah air tanah di Desa Dagan, Kecamatan Bobotsari, Kabupaten Purbalingga, Kecamatan Bobotsari, Kabupaten Purbalingga memenuhi kriteria sebagai air minum untuk dikonsumsi masyarakat?
2.           Apakah air tanah di Desa Dagan, Kecamatan Bobotsari, Kabupaten Purbalingga mengandung mineral yang dibutuhkan oleh tubuh?
3.           Apakah ada polutan yang mencemari air tanah di Desa Dagan, Kecamatan Bobotsari, Kabupaten Purbalingga? apakah media penyalur air berpengaruh terhadap kualitas air?



C.           TUJUAN PENELITIAN
1.             Mengidentifikasi kriteria air tanah di Desa Dagan, Kecamatan Bobotsari, Kabupaten Purbalingga sebagai air utuk dikonsumsi setiap hari
2.             Mendeteksi mineral yang terkandung dalam air tanah di Desa Dagan, Kecamatan Bobotsari, Kabupaten Purbalingga sebagai pemenuh kebutuhan mineral tubuh
3.             Mengidentifikasi jenis-jenis polutan apa saja yang ada disekitar sumber air tanah di Desa Dagan, Kecamatan Bobotsari, Kabupaten Purbalingga dan pengaruh media penyalur air terhadap kualitas air.
D.           MANFAAT PENELITIAN
1.             Memberikan informasi kepada masyarakat Desa Dagan Legok RT 03 RW 05, Kecamatan Bobotsari, Kabupaten Purbalingga tentang kelayakan air minum yang mereka konsumsi selama ini.
2.             Mengetahui jenis polutan apa saja sehingga dapat memberdayakan untuk penanggulangannya
3.             Sebagai dasar bagi penelitian selanjutnya, berhubung ini merupakan penelitian yang pertama.

=============================================================
BAB II
LANDASAN TEORI

A.           PENGERTIAN AIR TANAH
Air tanah adalah 1 semua air yang meresap dari permukaan tanah sampai ke lapisan batuan; 2 air bawah tanah permukaan dalam zona jenuh; 3 air yang terdapat dalam pori-pori, celah batuan, dan tanah dan rentan terhadap pencemaran karena tidak mengalir (KBBI;2008).
B.            STANDAR KUALITAS AIR MINUM
Air minum yang baik dan layak dikonsumsi memiliki standar baku yang harus dipenuhi. Berikut adalah  pendapat ahli mengenai kriteria air minum yang layak untuk dikonsumsi
1.             Menurut Peraturan Menteri Kesehatan R.I Nomor 416/MENKES/PER/IX/1999 tanggal 30 September 1999
Air minum yang berkualitas, harus memenuhi syarat-syarat baku kualitas air di Indonesia:
Syarat-syarat dan Pengawasan Kualitas Air Minum
Syarat fisik
a.      Suhu dan temperatur (standar : 3o Celcius)
Suhu air yang baik haruslah sama dengan ruangan luar air, jika terpaksa tidak sama paling tidak hanya terpaut   . Tidak boleh terlalu tinggi atau rendah, air yang baik akan  memberikan efek kesegaran setelah diminum.  Temperatur  pada air mempengaruhi secara langsung toksisitas banyaknya bahan kimia pencemar, pertumbuhan mikroorganisme dan virus. Oleh karena itu, suhu menjadi salah satu standar kualitas air dengan tujuan untuk menjaga penerimaan masyarakat terhadap air minum yang dibutuhkannya, menjaga derajat toksisitas dan kelarutan bahan-bahan pencemar yang mungkin terdapat dalam air, serendah mungkin dan menjaga adanya temperatur air yang sedapat mungkin tidak menguntungkan bagi pertumbuhan mikroorganisme dan virus dalam air (Agnesa,2011).
b.      Rasa dan Bau (standar : tidak berasa dan tidak berbau)
Rasa dapat ditimbulkan karena adanya zat organik atau bakteri / unsur lain yang masuk ke badan air. Secara fisika, air bisa dirasakan oleh lidah. Air yang terasa asam, manis, pahit, atau asin menunjukkan bahwa kualitas air tersebut tidak baik. Rasa asin disebabkan adanya garam-garam tertentu yang larut dalam air, sedangkan rasa asam diakibatkan adanya asam organik maupun asam anorganik (Agnesa,2011). Air yang beraroma mengindikasikan di dalam air tersebut terdapat aktifitas organisme di dalamnya.
c.       Warna (standar : tidak berwarna; 15 TCU)
Warna air adalah ciri yang dipakai untuk mengkaji kondisi umum dari air limbah. Warna pada air menunjukkan kekuatannya, semakin pekat warna air berarti semakin jelek pula kondisi airnya. Warna ini dipengaruhi oleh pembusukan limbah organik maupun anorganik. Air yang mengandung bahan-bahan pewarna alamiah yang berasal dari rawa dan hutan, dianggap tidak mempunyai sifat-sifat yang membahayakan atau toksis. Meskipun demikian, adanya bahan-bahan tersebut memberikan warna kuning-kecoklatan pada air, yang menjadikan air tersebut tidak disukai oleh sebagian konsumen air (Matahelumual, 2008).
d.      Kekeruhan (standar : 5 NTU (Nepelometric Turbidity Unit))
Kekeruhan (turbiditas) adalah ukuran yang menggunakan efek cahaya sebagai dasar untuk mengukur keadaan air. Kekeruhan menggambarkan sifat optik air yang ditentukan berdasarkan banyaknya cahaya yang diserap dan dipancarkan oleh bahan–bahan yang terdapat dalam air (Matahelumual, 2008). Kekeruhan terjadi disebabkan oleh adanya zat-zat koloid, yaitu zat yang terapung serta terurai secara halus sekali. Hal itu disebabkan oleh kehadiran zat organik, jasad renik, lumpur, tanah liat dan benda terapung yang tidak mengendap dengan segera. Semakin banyak kandungan koloid maka air semakin keruh. Sedang dari segi estetika kekeruhan air dihubungkan dengan kemungkinan hadirnya pencemaran melalui buangan dan warna air tergantung pada warna buangan yang memasuki badan air, menyulitkan dalam usaha penyaringan dan akan mengurangi efektivitas usaha desinfeksi. Tingkat kekeruhan air dapat diketahui melalui pemeriksaan laboratorium dengan metode Turbidimeter (Wulan, 2005).
e.       TDS atau Jumlah Zat Padat Terlarut (total dissolved solids) (standar : 1000 mg/liter)
Air yang baik dan layak untuk diminum tidak mengandung padatan terapung dalam jumlah yang melebihi batas maksimal yang diperbolehkan yaitu 1000 mg/liter. Padatan yang terlarut di dalam air berupa bahan-bahan kimia anorganik dan gas-gas yang terlarut. Air yang mengandung jumlah padatan melebihi batas menyebabkan rasa yang tidak enak, menyebabkan mual, rasa tidak enak pada lidah, penyebab serangan jantung (cardiac disease) dan tixaemia pada wanita hamil (Agnesa, 2011).
Radioaktivasi
a.      Aktivitas Alpha (Gross Alpha Activity)
Standar : 0,1 Bq/liter (Beguere/liter)
Sinar ini merupakan sinar radioaktif yang tidak mempunyai daya tembus, efek yang terjadi lokal. Apabila terdapat sinar ini di lingkungan sekitar, maka dapat menimbulkan kontaminasi radioaktif pada lingkungan, yang dapat mengakibatkan rusaknya sel-sel tubuh manusia yang terkena. Batuan dasar bumi mengandung jumlah unsur radioaktif yang bervariasi, jumlah radiasi alfa di dalam air juga bervariasi. Sebagai peluruhan unsur radioaktif, radiasi alfa terus dilepaskan ke air tanah. Air tanah merupakan sumber air minum umum, radiasi alfa dalam air minum dapat berupa mineral terlarut atau dalam kasus radon, sebagai gas.
b.      Aktivitas Beta (Gross Beta Activity)
Standar : 1 Bq/liter
Sinar beta dapat menembus kulit, dalamnya tergantung pada aktifitasnya.  Kerusakan yang terjadi dapat lebih luas dan lebih mendalam daripada sinar alpha. Besar sinar ini paling tinggi di dalam air adalah sebesar 1,0 mg/liter. Apabila melebihi kadar tersebut efeknya tidak berbeda dengan sinar alfa yaitu menimbulkan kerusakan pada sel-sel tubuh. Jika tubuh banyak menerima sinar  beta maka akan menyebabkan luka bakar yang parah. Sinar beta juga menimbulkan kerusakan pada jaringan atau organ tubuh jika unsur yang memancarkan sinar beta berada dalam tubuh dalam waktu yang cukup lama (Agnesa, 2011).
Mikrobiologik
a.      Koliform tinja
Koliform Tinja Belum Diperiksa (Bukan air pipa)
Standar : Setiap 100 ml sampel air, total koliform harus nol
Sumber-sumber air di alam pada umumnya mengandung bakteri, baik air angkasa, air permukaan, maupun air tanah. Jumlah dan jenis bakteri berbeda sesuai dengan tempat dan kondisi yang mempengaruhinya. Penyakit yang ditransmisikan melalui faecal material dapat disebabkan oleh virus, bakteri, protozoa dan metazoa. Oleh karena itu air yang digunakan untuk keperluan sehari-hari harus bebas dari bakteri patogen. Bakteri golongan Coli (Coliform bakteri) bukan merupakan bakteri patogen, tetapi bakteri ini merupakan indikator dari pencemaran air oleh bakteri pathogen.
Air yang mengandung golongan Coli dianggap telah terkontaminasi (berhubungan) dengan kotoran manusia. Dengan demikian dalam pemeriksaan bakteriologik, tidak langsung diperiksa apakah air itu mengandung bakteri pathogen, tetapi diperiksa dengan indikator bakteri golongan Coli. Bakteri golongan Coli ini berasal dari usus besar dan tanah. Bakteri pathogen yang mungkin ada dalam air antara lain adalah : Bakteri typoid, Vibrio colerae, Bakteri dysentriae, Bakteri anteritis (penyakit perut).



2.             Menurut M. Latief pada Kompas.com tanggal 16 Juni 2012
Air yang jernih dan bersih adalah air yang menyehatkan manusia, salah satu kegunaan air bersih adalah sebagai air minum. Berikut beberapa syarat yang harus terpenuhi air bersih sebagai air minum:
a.      Syarat fisik
Syarat fisik air minum adalah syarat yang dapat diterima oleh indera kita, indera pengelihatan, penciuman, dan perasa. Antara lain sebagai berikut:
1.    Tidak berbau, tidak berasa
2.    Jernih, bersih, dan tidak berwarna
3.    Suhu air sesuai dengan suhu ruangan, sehingga menimbulkan efek segar ketika diminum
b.      Syarat kimiawi
Syarat kimia adalah syarat yang menyangkut kadar dan kandungan zat kimia dalam air. Air tidak boleh mengandung zat timah (Pb), oleh karena itu tidak dianjurkan menggunakan paralon dari timah.
Mineral yang diperlukan oleh tubuh antara lain magnesium (Mg), natrium (Na), kalsium (Cl), dan fluor, dengan konsumsi sesuai yang dibutuhkan tubuh (Agnesa, 2011).
c.       Syarat Bakteriologis
1.      Jumlah kuman dalam 1 cc air, harus kurang dari 100 kuman
2.      Tidak mengandung bakteri E.Coli yang dapat mengganggu pencernaan

3.             LETAK GEOGRAFIS DESA DAGAN, KECAMATAN BOBOTSARI, KABUPATEN PURBALINGGA
Desa Dagan, Kecamatan Bobotsari, Kabupaten Purbalingga adalah salah satu desa yang terletak di kecamatan Bobotsari, kabupaten Purbalingga. Desa Dagan, Kecamatan Bobotsari, Kabupaten Purbalingga terletak pada 7 15’ LS - 7 30’LS dan 109 15’ BT - 109 30’ BT (Mahyuzar,2010).  Secara geografis Desa Dagan, Kecamatan Bobotsari, Kabupaten Purbalingga Legok berada pada ledokan (seperti lubuk laut pada topografi permukaan laut), dengan ketinggian 4-10 meter dpl dan berada dibawah lereng setinggi . Objek pada penelitian kali ini adalah salah satu dusun di Desa Dagan, Kecamatan Bobotsari, Kabupaten Purbalingga meliputi wilayah Desa Dagan, Kecamatan Bobotsari, Kabupaten Purbalingga RT 02 dan RT 03 RW 05 (sering disebut Dagan Legok) dan sekitarnya.


=====================================================================
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

A.           METODE PENELITIAN
1.             Metode Eksperimental
Metode Eksperimental (laboratorium) akan digunakan untuk menguji syarat-syarat air tanah Desa Dagan, Kecamatan Bobotsari, Kabupaten Purbalingga sebagai air yang layak untuk dikonsumsi. Kriteria kelayakan air yang akan diujikan antara lain syarat fisik (rasa, bau, warna, kekeruhan) dan syarat kimia (pH, suhu, kesadahan).
2.             Metode Wawancara
Metode wawancara ditujukan kepada responden yang merupakan warga Desa Dagan Legok RT 03 RW 05, Kecamatan Bobotsari, Kabupaten Purbalingga. Responden yang dipilih sebagai narasumber ditentukan berdasarkan jarak rumah dari mata air.
3.             Metode Pengamatan
Metode pengamatan, berupa pengamatan sumber mata air dari segi geografis.

B.            HIPOTESIS
Air tanah di Desa Dagan, Kecamatan Bobotsari, Kabupaten Purbalingga tidak tercemar, karena telah memenuhi standar sebagai syarat air minum yang baik (syarat fisik dan kimia), sehingga dapat dikonsumsi oleh masyarakat sebagai air minum.

C.           RANCANGAN EKSPERIMEN
a.       Uji laboratoris
Alat :
-          Indikator pH universal
-          termometer suhu
-          gelas kecil (2 buah)
-          Stopwatch
Bahan :
-          Air tanah yang diambil dari sumber air di desa Dagan
-          Air sumur dari sumur warga (pembanding)
-          Soda
Langkah kerja :
1.      Siapkan alat dan bahan yang dibutuhkan
2.      Amati secara fisik meliputi warna, aroma, rasa dan kekeruhan dari air tanah dan air sumur. Catat hasil pengamatan.
3.      Beri label pada masing-masing gelas dengan nama yang berbeda (misal: AIR SUMUR dan AIR TANAH).
4.      Ambil termometer suhu, dan lihatlah masing-masing suhu dari kedua air yang terdapat di dua gelas yang berbeda. Catat hasil pengamatan suhu.
5.      Potong sedikit kertas pada alat pengukur pH universal. Celupkan pada masing-masing gelas, diamkan selama 30 detik. Lihat perubahan warna pada indikator pH, jika terjadi perubahan warna pada indikator, cocokkan perubahan warna pada indikator dengan warna pH yang sesuai.
6.      Siapkan soda untuk dicampurkan pada kedua gelas tersebut. Catat perubahan yang terjadi pada kedua jenis air tersebut setelah dicampurkan soda.
7.      Amati apakah ada partikel-partikel yang mengendap. Perhatikan juga buih yang muncul pada kedua gelas.



=========================================================================
BAB IV
PEMBAHASAN

A.           HASIL EKSPERIMEN
Berdasarkan uji laboratoris yang telah dilakukan, diperoleh data yang disajikan dalam tabel berikut ini
SYARAT FISIK
No.
Parameter
Air tanah
Air sumur
1.       
Rasa
Tidak berasa
Tidak berasa
2.       
Bau
Tidak berbau
Tidak berbau
3.       
Warna
Bening 
Bening sedikit keruh pengaruh zat koloid halus
4.       
Kekeruhan
Terdapat endapan berupa tanah bekas lumpur di dasar bak mandi
Terdapat koloid halus dalam jumlah yang sedikit.
SYARAT KIMIA
5.       
pH air
Indeks warna pada pH universal menunjukkan warna kuning. Diperkirakan pH ±7 (netral).
Indeks warna pada pH universal menunjukkan warna kuning. Diperkirakan pH air ±7 (netral).
6.       
Suhu (suhu ruang 25ºC)
27ºC
27ºC
7.       
Zat yang ditinggalkan ketika direbus
Terdapat kerak berwarna kekuning-kuningan pada poci yang telah digunakan untuk merebus air tersebut berkali-kali
Sedikit
8.       
Zat yang muncul setelah dicampur soda
Tidak terdapat endapan pada air tanah yang ditambahkan soda. Gelembung yang dihasilkan bentuknya berfariasi, ada yang besar dan kecil. Jarak antar gelembung rapat. Lebih banyak dari daripada air sumur.
Tidak terdapat endapan yang tersisa, setelah ditambahkan soda. Gelembung yang dihasilkan besar- besar dan jarak antar gelembung renggang.
9.       
Kesadahan air
Sadah sementara
Sadah sementara
Tabel 1.1 Hasil Uji Laboratoris

Air tanah adalah air yang asal muasalnya berasal dari tanah, karena adanya resapan air yaitu berupa akar-akar tumbuhan atau benda organik lain yang ada dalam tanah tersebut. Di Desa Dagan, Kecamatan Bobotsari, Kabupaten Purbalingga terdapat air tanah yang dijadikan sebagai sarana pemenuh kebutuhan sehari-hari.
Setelah dilakukan pengujian kelayakan kualitas air tanah secara fisik dan kimia, dihasilkan data seperti yang terdapat pada tabel diatas. Pada pegujian kali ini, peneliti menggunakan air tanah yang diambil langsung dari sumber air. Sementara sebagai pembanding, peneliti menggunakan air sumur yang diambil dari sumur warga.
Setelah diamati, kualitas air tanah di Desa Dagan, Kecamatan Bobotsari, Kabupaten Purbalingga lebih baik dari pada kualitas air sumurnya. Secara fisik, air tanah tersebut sudah memenuhi kriteria sebagai air minum yang layak untuk dikonsumsi. Syarat fisik air minum yang baik antara lain adalah perbedaan suhu air dan ruang kurang lebih 3 derajat Celcius, tidak berasa dan berbau, tidak berwarna, jernih dan tidak terdapat benda terapung. Dari hasil pengamatan terbukti bahwa air tanah tersebut tidak berasa, tidak berbau, berwarna bening, dan tidak terdapat substansi-substansi yang terapung. Selain itu, setelah diukur menggunakan termometer suhu, indikator pada termometer menunjukkan angka 27ºC. Sementara suhu ruang pada saat dilakukan percobaan adalah 25ºC hanya terpaut 2 derajat celcius saja.
Secara kimiawi, pH air yang sesuai sebagai syarat air minum yang baik adalah 6,5 – 7, pada pengamatan ini diperoleh data bahwa pH air tanah adalah 7 atau netral. Dari segi keasaman air tanah tersebut memenuhi kriteria sebagai air minum. Sementara kesadahan air tanah adalah sadah sementara. Hal ini dubuktikan dengan warna kekuningan yang ada pada poci tempat untuk merebus air. Hal ini tidak akan membahayakan apabila air dikonsumsi dalam jangka waktu yang panjang, karena air tanah tersebut sudah direbus sebelum dikonsumsi sebagai air minum.
Pengujian lain dilakukan sebagai pembanding, yaitu dengan cara menambahkan soda kedalam air tanah yang bertujuan untuk menguji apakah air tersebut mengandung sadah tetap. Apabila setelah ditambahkan soda ditemukan partikel-partikel klorin dan magnesium yang mengendap, maka air tersebut tergolong sadah tetap. Dari hasil percobaan, tidak terdapat partikel-partikel yang mengendap jadi bisa dikatakan bahwa air tersebut bukan air sadah tetap, melainkan tergolong sadah sementara.
Setelah dilakukan wawancara (24 Desember 2012) kepada dua orang responden, diketahui bahwa sejak mereka tinggal di Desa Dagan, Kecamatan Bobotsari, Kabupaten Purbalingga mereka sudah mengonsumsi air tersebut sebagai sarana pemenuh kebutuhan sehari-hari seperti mandi, mencuci, dan sebagai air minum.
Kedua narasumber ini, dapat dijadikan sebagai sampel untuk mengetahui pengetahuan masyarakat Desa Dagan, Kecamatan Bobotsari, Kabupaten Purbalingga mengenai syarat-syarat air yang baik untuk dikonsumsi. Hasil wawancara menyatakan bahwa sebagian besar masyarakat belum mengetahui kandungan apa saja yang terdapat dalam air tanah tersebut. Yang mereka ketahui, air tersebut berasal dari batu  padas           dan dari mata air asli sehingga layak untuk dikonsumsi. Ada sebagian dari masyarakat yang mengetahui syarat-syarat air minum yang baik yaitu dari syarat secara fisik seperti tidak keruh, tidak tercemar –dari aktifitas pabrik,kotoran binatang-, dan menyegarkan setelah diminum. Ada pula yang sebatas tahu jika air sudah direbus, maka air tersebut layak dikonsumsi. Meskipun kedua narasumber mengatakan belum tahu kandungan apa saja yang terdapat pada air tanah di desa tersebut, mereka tetap menggunakan sumber air tersebut untuk memenuhi kebutuhan air sehari-hari. Konsumsi air dalam jangka waktu yang panjang tidak menimbulkan efek yang berarti kepada tubuh para konsumennya. Indikasi ini dapat dinyatakan bahwa zat-zat yang ada dalam air dapat diterima oleh tubuh manusia yang dapat membantu dalam proses metabolisme dan regulasi. (dialog wawancara terlampir)
Sedangkan pada pengamatan secara geografis, dapat kami peroleh data berupa tempat-tempat dan keadaan disekitar sumber air minum yang dikonsumsi oleh masyarakat. Berikut adalah data hasil pengamatan
No.
Arah mata angin
Air tanah
Air sumur (kedalaman 2 – 2,5 meter)
1.       
Utara 
Lereng kebun ditumbuhi pepohonan.
Halaman rumah Pak Munfarid
2.       
Selatan
Lereng dan banyak terdapat bebatuan besar.
Jalan setapak
3.       
Timur
±10 meter dibawah sumber air terdapat pemukiman warga
Halaman rumah penduduk (Pak Tofid)
4.       
Barat
Batu-batu padas besar dan terdapat rembesan air bersih yang berasal dari resapan akar pohon yang ada di daratan diatas batu-batu tersebut.
Teras rumah Pak Munfarid
5.       
Timur Laut
Lereng
Rumah Pak Ahmad Tofid
6.       
Tenggara
Lereng
Jalan desa
7.       
Barat Daya
Lereng
Masjid Al Mu’minin
8.       
Barat Laut
Lereng
Rumah Pak Munfarid

Tabel 1.2 Hasil Uji Geografis

            Setelah dilakukan pengamatan secara geografis, sumber air tanah di Desa Dagan, Kecamatan Bobotsari, Kabupaten Purbalingga, dikelilingi oleh lereng-lereng yang ditumbuhi oleh pepohonan. Letaknya kurang lebih berada 5-10 meter dibawah daratan yang ada diatasnya. Dan berada sekitar 10 meter diatas pemukiman warga, tepatnya mata air ini terletak di sebuah lereng dengan kemiringan tertentu.
            Air yang dialirkan ke rumah warga hanya menggunakan penyaringan sederhana dan belum memenuhi standar. Kemungkinan adanya kadar bakteriologis dalam air masih ada. Pengamatan berdasarkan pada delapan arah mata angin diperoleh bahwa, disekitar sumber mata air ini tidak terdapat kontaminasi dari polutan-polutan berbahaya seperti limbah pabrik dan klorifom tinja. Yang nampak hanya sampah-sampah organik yang berasal dari daun-daun yang jatuh dari pepohonan di sekitar lokasi. Hanya saja, perlu diteliti lebih lanjut mengenai kandungan tanah di sekitar sumber air.
            Penggunaan selang-selang plastik tidak terlalu berpengaruh terhadap kualitas dari air tanah tersebut. Namun, dalam jangka waktu tertentu selang harus diganti, karena selain sebagai media penyalur, selang juga bisa difungsikan sebagai media saring. Selang plastik yang digunakan bertahun-tahun ddalamnya terdapat filtrat yang tertimbun sejak digunakannya selang tersebut. Jika selang tidak diganti dalam jangka waktu tertentu, dimungkinkan terdapat bakteri dan telur cacing yang mengendap di dalamnya. (untuk potret lebih nyata bisa dilihat pada CD dokumentasi yang terlampir)


==========================================================================
BAB V
PENUTUP
A.           KESIMPULAN
Setelah melakukan penelitian, air tanah di Desa Dagan, Kecamatan Bobotsari, Kabupaten Purbalingga, memenuhi syarat secara fisik dan kimiawi, ada pula kandungan klorin dan magnesium yang dibutuhkan oleh tubuh. Pegamatan secara geografis membuktikan bahwa tidak ada polutan berbahaya disekitar sumber air tanah. Dari hasil pengamatan tersebut maka dapat disimpulkan bahwa air tanah di Desa Dagan, Kecamatan Bobotsari, Kabupaten Purbalingga, memenuhi kriteria sebagai air minum dan dapat dikonsumsi dalam jangka waktu panjang.
B.            SARAN
Dalam penelitian ini, masih banyak kekurangan dari peneliti. Masih banyak hal vital yang belum dapat dilakukan oleh peneliti, seperti pengujian radioaktif dan penelitian yang berhubungan dengan alat laboratorium yang lain.
Penelitian ini masih harus ditindak lanjuti dalam program penelitian dalam kapasitas yang lebih besar. Penelitian ini merupakan penelitian perdana yang masih jauh dari kata sempurna karena berbagai macam keterbatasan. Peneliti berharap penelitian dapat dijadikan sebagai acuan untuk penelitian lebih lanjut dengan topik yang serupa.



LAMPIRAN I
Percobaan 1 (Pengujian Suhu dan pH)
Gambar 1.1
Air tanah dan air sumur


Gambar 1.2. Pengukuran suhu air tanah
Gambar 1.3. Suhu air tanah 27ºC





Gambar 1.4. Pengukuran suhu air sumur


Gambar 1.5. Trayek warna pada pH universal menunjukkan warna kuning pH 7 (netral)

Gambar 1.6. Trayek warna pada pH universal menunjukkan warna kuning pH 7 (netral)



===========================================================================
LAMPIRAN II
HASIL WAWANCARA
Responden 1
Nama                           : Ibu Daimah
Pekerjaan                     : Ibu rumah tangga / tani
Jarak dr sumber air      : ±50 meter
Tanggal wawancara    : 24 Desember 2012
Pukul                           : 13 : 53 WIB
DIALOG WAWANCARA
Peneliti            : “Selamat siang, Bu.”
Responden 1   : “Selamat siang, Mba Anis.”
Peneliti            : “Bu, saya mau mengajukan beberapa pertanyaan.”
Responden 1   : “Ya, silahkan.”
Peneliti            : “Sejak kapan Ibu tinggal di Desa Dagan?”
Responden 1   : “Sejak bayi, sejak saya kecil.”
Peneliti            : “Apakah di rumah Ibu terdapat kamar mandi atau semacamnya  tidak?”
Responden 1   : “Punya. Kamar mandi punya, tempat pencucian piring punya, WC punya.”
Peneliti            : “Kalau terdapat MCK, pastikan harus ada airnya ya Bu. Nah, air itu Ibu dapatkan dari mana?”
Responden 1   : “Dari pereng, keluarnya air dari batu padas, nyampe dirumah pake selang.”
Peneliti            : “Nyampe dirumahnya menggunakan selang plastik?”
Responden 1   : “Ya.”
Peneliti            : “Itukan tadi untuk kebutuhan mandi dan sebagainya, kalau untuk kebutuhan air minum sendiri dari mana, Bu?”
Responden 1   : “Ya .... dari situ juga, tapi ya tadi itu Mba, langsung ditampung pake poci kemudian direbus.”
Peneliti            : “Kemudian, sejak kapan Ibu mengonsumsi air itu?”
Responden 1   : “Ya .... sejak kecil.”
Peneliti            : “Sejak lahir?”
Responden 1   : “Ya iyaa .... sejak nenek moyang kita ada.”
Peneliti            : “Mengapa Ibu, memilih batu padas tadi sebagai sumber air minum?”
Responden 1   : “Airnya enak, jernih, bersih.”
Peneliti            : “Terus, ada faktor lain lagi?”
Responden 1   : “Yaa... gitu aja sih.”
Peneliti            : “Mungkin karena mudah didapat, Bu?”
Responden 1   : “Mudah, engga kesulitan engga .... Satu minggu dikontrol.”
Peneliti            : “Dikontrol bagaimana itu maksudnya?”
Responden 1   : “Ya airnya itu, apa ada daun jatuh atau tidak.”
Peneiti             : “Bu, apakah ibu punya penampung air tersendiri? Atau dari selang langsung ke bak mandi?”
Responden 1   : “Langsung ke bak mandi. Nanti kalau mau merebus baru ditampung di poci kalau tidak di ember.”
Peneliti            : “Nah, itu tidak disaring dulu Bu?”
Responden 1   : “Yaaa, kalau pake ember disaring dulu. Kalau pake poci itu untuk mandi anak-anak, direbus.”
Peneliti            : “Bu, apakah Ibu tahu syarat air yang baik sebagai air minum?”
Responden 1   : “Yaa, dari kamar mandi ke belakang.”
Peneliti            : “Syarat-syaratnya lho Bu, air tersebut bisa diminum. Ibu tahu tidak?”
Responden 1   : “Yaaa, direbus dulu ntar baru diminum. Yaa, kalau bisa diminum sekalian dingin, engga apa-apa.”
Peneliti            : “Sering seperti itu, Bu?”
Responden 1   : “Iya, enak.”
Peneliti            : “Bu, Ibu tahu atau tidak di dalam air yang Ibu minum sehari-hari kandungannya apa?”
Responden 1   : “Ada debunya, lumpur, kadang ada lumutnya. Lumut yang ada di dalam selang, kalau sudah sampai rumah si paling cuma ada debunya.”
Peneliti            : “Tadi, Ibu menggunakan selang untuk mengalirkan air dari batu padas?”
Responden 1   : “Iyaa.”
Peneliti            : “Selangnya plastik? Berapa meter?”
Responden 1   : “Iya .... Satu roll, sekitar 50 meter. Ya sekitar 50-100 meter.”
Peneliti            : “Kemudian, selama Ibu mengonsumsi dari lahir sampai sekarang apakah ada keluhan?”
Responden 1   : “Engga, enak, seger.”
Peneliti            : “Setelah Ibu meminum air itu, apakah yang Ibu rasakan?”
Responden 1   : “Enak, seger.”
Peneliti            : “Engga sakit perut, Bu?”
Responden 1   : “Engga.”
Peneliti            : “Engga pusing, Bu? Engga mual, Bu?”
Responden 1   : “Engga, kalau pusing itu kalau belum punya uang, haha.”
Peneliti            : “Oh, malah pusingnya karena engga punya uang ya, Bu? Haha. Baiklah, terimakasih Bu, atas wawancaranya pada siang hari ini. Semoga tetap sehat dengan meminum air bersih dari wadas itu. Wassalamu ‘alaikum warakhmatullohi wabarakatuh.”
Responden 2
Nama                           : Ibu Suibah
Pekerjaan                     : Ibu Rumah Tangga
Jarak dr sumber air      : ±250 meter
Tanggal wawancara    : 24 Desember 2012
Pukul                           : 14:10 WIB
DIALOG WAWANCARA
Peneliti            : “Selamat siang, Ibu.”
Responden 2   : “Selamat siang.”
Peneliti            : “Ibu. Termasuk salah satu warga Desa Dagan, benar?”
Responden 2   : “Ya, betul.”
Peneliti            : “Sejak kapan ibu tinggal di Desa Dagan?”
Responden 2   : “Kurang lebih 10 tahun yang lalu.”
Peneliti            : “Apakah ditempat tinggal Ibu terdapat MCK (Mandi, Cuci, Kakus)?”
Responden 2   : “Ya, ada. Kumplit.”
Peneliti            : “Nah, sarana MCK itu kan pasti membutuhkan air, dari manakah Ibu mendapatkan air tersebut (sumbernya)?”
Responden 2   : “Air bersih dari pegunungan. Itu lho, lereng-lereng disekitar sini kan termasuk pegunungan. Air bersih lah pokoknya.”
Peneliti            : “Itu tadi kan untuk kebutuhan mandi, cuci, kakus ya? Nah, kalau untuk minum, sumbernya dari mana?”
Responden 2   : “Ya, dari situ. Dari satu sumber itu.”
Peneliti            : “Dari pertama kali Ibu tinggal disini, yaitu sekitar sepuluh tahun lalu, apakah air yang dikonsumsi berasal dari sumber air tersebut?”
Responden 2   : “Betul! Karena memang air itu air bersih. Air yang tidak tercemar oleh lingkungan. Air bersih.”
Peneliti            : “Kenapa Ibu memilih sumber air tersebut sebagai sumber air minum?”
Resonden 2     : “Karena air tersebut air yang tidak tercemari. Air bersih intinya.”
Peneliti            : “Apakah Ibu mengetahui syarat-syarat air yang baik bagi air minum?”
Responden 2   : “Tanda-tandanya ya. Engga keruh, bening, engga tercemari. Maksudnya tidak tercemari oleh lingkungan seperti pabrik, kotoran binatang. Seperti misalnya kandang kerbau, sumber air ini kan cukup jauh dari kandang kerbau.”
Peneliti            : “Kira-kira seperti itu ya Bu, ciri-cirinya? Kemudian apakah Ibu tahu kandungan-kandungan apa saja yang terdapat dalam air yang Ibu konsumsi?”
Responden 2   : “Kandungannya? Kandungan air? Apa ya? Kandungan? Yaa, diminum terasa enak, untuk mandi ngga gatal-gatal. Kalau garam kan mengandung yodium misalkan, nah ini zatnya zat apa? Haha. Kalau garam si tau zatnya zat yodium, kalau air zatnya apa? Paling ya itu tadi, diminum terasa enak dan buat mandi engga gatal-gatal.”
Peneliti            : “Mungkin kalau air disini dengan ditempat lain, perbedaannya?”
Responden 2   : “Mungkin tergantung medannya. Kalau di daerah Karanganyar airnya keruh, jadi engga enak dimakan, untuk mandi engga enak bagi saya lho ya. Ada kandungan lumpur. Kalau disini kan dari mata air sumber kan murni engga ada campuran tanah dan lumpur. Kalau ujan juga tetap bening, warnanya tidak berubah. Walaupun hujan lho, beda dengan curug sebelah sana, kalau hujan kan airnya keruh. Nah, kalau dari mata air kan airnya jernih walaupun hujan lebat engga akan keruh. Itu namanya air bersih. Air sehat. Langsung dari sumbernya, kalau zatnya ngga tau, garam lha tau. Mengandung apa? Mengandung yodium. Itu yang bagus, yang bermerek itu REFINA.”
Peneliti            : “Kemudian, untuk menyalurkan air dari sumber sendiri ke rumah ibu, menggunakan apa?”
Responden 2   : “Selang.”
Peneliti            : “Terbuat dari apa?”
Responden 2   : “Plastik.”
Peneliti            : “Panjang dari selang plastik itu, sekitar berapa meter?”
Responden 2   : “Berarti kalau sampai rumah, kalau engga salah ya? membutuhkan sekitar tiga roll sampai empat roll. Satu roll ada yang 50 meter ada yang 100 meter. Yaa sekitar 200 meter lah, jaraknya.”
Peneliti            : “Itu sudah langsung sampai ke bak mandi?”
Responden 2   : “Iya. Eh, malah lebih ding empat roll lebih. Lima roll malah lho.”
Peneliti            : “Berarti sekitar 250 meter, Bu?”
Responden 2   : “Iyaa.”
Peneliti            : “Nah, dirumah Ibu, ditampung dimana?”
Responden 2   : “Kan airnya mengalir ya? Ya itu langsung ada di kolah (bak mandi). Tapi kan mengalir terus, jadi engga ditampung, kan jadinya sehat. Airnya kan jatuh di kolah, tapi mengalir terus kan sehat jadinya. Air yang mengalir sama yang ditampung kan beda, kalau ditampung kan ada jentik-jentiknya. Kalau mengalir terus kan engga untuk tempat nyamuk. Namanya air sehat.”
Peneliti            : “Kemudian, ketika pertama kali datang kemari ketika mengonsumsi air tersebut apakah ada keluhan tersendiri?”
Responden 2   : “Alhamdulillah engga. Engga ada keluhan, seperti sakit perut, gatal-gatal.”
Peneliti            : “Efek setelah meminum air tersebut, apakah pernah mual, pusing?”
Responden 2   : “Engga, tapi lebih cenderung ke segarnya, soalnya kan airnya dari mata air langsung. Engga campuran, misalnya dari sungai dan mata air engga seperti itu. Ini mutlak dari mata air.”
Peneliti            : “Mungkin tadi cukup pertanyaan yang saya ajukan, terimakasih. Mohon maaf apabila ada kesalahan dalam menyampaikan pertanyaan. Sekali lagi terimakasih, wassalamu ‘alaikum warakhmatullohi wabarokatuh.”


===========================================================================
DAFTAR PUSTAKA

Departemen Pendidikan Nasional. 2008. Kamus Besar Bahasa Indonesia Pusat Bahasa Edisi Keempat. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Mahyuzar, M. 2010. Atlas Tematik Kabupaten Purbalingga Provinsi Jawa Tengah. Semarang: Aneka Ilmu.
Tim Pustaka Phoenix. 2010. Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Baru. Jakarta: Media Pustaka Phoenix.
Purwanto, Agus Erwan dan Dyah Ratih Sulistyastuti. 2011. Metode Penelitian Kuantitatif untuk Administrasi Publik dan Masalah-masalah Sosial. Yogyakarta: Gava Media.
Agnesa, Adnan. 2011. Makalah Pengelolaan Air Minum. http://kesmas-unsoed.blogspot.com/2011/07/makalah-pengelolaan-air-minum.html. Diakses tanggal 30 September 2012.
Awaluddin. 2007. Teknologi Pengolahan Air Tanah sebagai Sumber Air Minum pada Skala Rumah Tangga. http://unlastnoel.files.wordpress.com/2009/04/awaluddin-in-teknologi-air-minum-pam-ftsp-uii1.pdf. Diakses tanggal 30 September 2012.
Matahelumual,Bethy. 2008. Mengenal Air di Sekitar. Warta Geologi. http://www.bgl.esdm.go.id/dmdocuments/warta200803.pdf. Diakses tanggal 30 September 2012.
Wulan, Anisa. 2005. Kualitas Air Bersih untuk Pemenuhan Kebutuhan Rumah Tangga di Desa Pesarean kecamatan Adiwerna Kabupaten Tegal. Skripsi. Universitas Negeri Semarang. http://digilib.unnes.ac.id/gsdl/collect/skripsi/archives/HASH011c/deae6e75.dir/doc.pdf. Diakses tanggal 30 September 2012.