Selasa, Oktober 01, 2013

Kisah 01 Oktober

Hari ini, tepat di ujung awal bulan Oktober. Kejadian yang belum pernah terbayangkan sebelumnya sama sekali. 

Hari ini, adalah hari pertama jam olahraga kami digeser hari Selasa. Sebelumnya hari Jumat, dengan dalil agar hari Jumat menjadi hari free dan surga bagi anak-anak kos untuk pulang kampung. 

Hari ini lain dari hari yang lain, apa yang dipikiran Anda? 1 Oktober adalah hari Kesaktian Pancasila, Hari Ulangtahun Undip ke-56. Atau apa lagi? Memang itu sema benar. Tapi yang paling mengesankan di hari pertama bulan Oktober tahun ini adalah hari kesakitan bagi kami. 

Kami mencoba membela suatu kebenaran yang mutlak. Banyak anak dengan berbagai macam warna trining duduk di emperan-emperan stadion, bingung sesampainya saya di stadion. Olahraga pagi ini, kami terkunci dan tidak diperkenankan masuk ke dalam stadion karena telat 5 menit. Apa? Yang langsung terbesit dalam pikiran adalah walaah absennya gimana ini? Otomatis kalau kami tidak masuk, kami tidak akan mendapatkan absen dan dianggap "alpa". 

Selang beberapa saat, ada seorang wanita meggunakan sepeda motornya pakaiannya beda dengan kami, seragam yang dia kenakan beda dengan kami. 
Lali kami amati gerak-geriknya, dan yak! Diperbolehkanlah dia masuk. (Apa-apaan) 
Wah, kami membuncah dan minta keadilan, "Kok Dosen boleh masuk mahasiswa tidak boleh masuk?"

"Pak, buka pintunya Pak"

"Pak, kami ingin olahraga Pak"

"Pak, kami membayar Pak"

Muncul kata-kata cletukan dari mulut-mulut mahasiswa yang merasa diperlakukan tidak adil. Selain kata-kata diatas masih banyak juga kata-kata lain.

Beberapa menit setelah itu, kami mencari akal agar dapat masuk ke stadion, banyak pohon yang menghubungkan dengan tembuk stadion yang tinggi-tinggi. Bisa dengan mudah kami memasuki stadion. Tapi, tidak berhasil, tembok terlalu tinggi besar.

Beberapa anak menemukan jalan pintu samping yang menghubungkan dengan stadion, tapi arealnya susah. Kami harus seahli cicak supaya bisa masuk. Karena disana hanya ada sisi tangga yang bercelah sangat kecil yang hanya bisa dilalui oleh orang yang bertubuh sangat amat kurus banget.
Tidak mungkin saya bisa melalui itu. Kami harus mengangkat tubuh kami, menjadikan tangan kami tumpuan untuk badan kami. Sementara saya, dengan posisi badan seperti ini tidak mungkin bisa masuk. Beberapa teman kami berhasil masuk untuk menyanyakan KEADILAN. Tapi, alhasil kami yang berhasil masuk dikira maling yang masuk ke rumah orang tanpa izin.

Kalau menurut saya, itu sah-sah saja. Kami membayar untuk fasilitas gedung tersebut kok. UKT LOH! UKT golongan V lagi. Setahu saya, ketika saya masih menjadi bagian dari mahasiswa, saya punya hak yang sama atas kepemilikan dan penggunaan gedung. Tapi ya, kenyataan seperti itu. Kami disangka maling di rumah sendiri.

Mungkin memang salah kami, datang sedikit lebih siang dari pada yang lain. Tapi kalau saya pulang ke rumah saya, jam berapa pun orang tua saya tidak akan membiarkan saya kedinginan di luar bangunan rumah. Hari ini, menjadi pelajaran bagi kami, agar kami lebih mencintai waktu, agar dia bisa bersahabat dengan kami. Dan mungkin mencintai Stadion kami sepertinya. Agar dia mau membukakan pintu bagi kami yang telat. Karena menurut saya lagi, olahraga seharusnya tidak menjadi suatu mata kuliah yang mengekang, seharusnya menjadi matkul refreshing untuk menghilangkan kepenatan di matkul yang lain. Terimakasih.


Di Hari Kesaktian Pancasila ini, di Hari Ultah UNDIP ke 56 ini. Mari kita teriakan! 
HIDUP MAHASISWA! *kepal & angkat tangan kiri*

(https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgqAU9Vh7vp-79XLIfBjJ8LiOXrdx69wAj7b9ACrlY18xrR4v9Fqk9fCk_39I8nY4WrhJOHpXFpnPJn-iuS1D_Xhx-ja0L6tlbKLDxa9M44IWPt-Tc4uRZYwMDpXhd7ApLDDOFnGFiRJdE/s1600/gerakan+mahasiswa.jpg)

Kami bukan pemberontak, kami hanya sebagian kecil dari agent of change. Perjuangkan hak kami.