Selasa, September 24, 2013

Hadiah Dari Timur

Ketika membuat artikel ini, saya sedang teringat beberapa tahun lalu di desa Tajug, kecamatan Karangmoncol, kabupaten Purbalingga.

Sebuah "perjuangan" (kami menyebutnya) untuk menjadi seorang LAKSANA. Salah satu tingkatan dalam Pramuka Penegak. Untuk mendapatkan predikat seorang Laksana, kami, para calon Laksana diharuskan melaksanakan satu program pengabdian kepada masyarakat. Program ini adalah program terakhir, sebelum kami dilantik dan sah menjadi seorang Laksana.

Tepatnya di akhir Desember 2011. Kakak-kakak Laksana sebelum kami, membagikan daerah dan tempat tinggal yang akan menjadi tujuan kami mengabdikan diri kepada masyarakat. Bagi calon penegak Laksana Putra, mereka diharuskan melakukan long march (jalan jauh). Rutenya adalah Purbalingga-Rembang-Purbalingga sekitar 60km (kurang lebih). Menurut saya, kenapa mereka harus melakukan prosesi tersebut? Buat apa si, capek-capek jalan 60km dan engga boleh naik kendaraan dan cuma berbekal uang 10 ribu rupiah?

Menurut saya, perjalanan tersebut adalah jenis dari napak tilas atau sering dikenal dengan menelusuri dan merasakan perjuangan para pahlawan di zaman dulu ketika mereka berperang. Merasakan betapa susahnya meraih suatu kemerdekaan yang hakiki, yang kita raih sendiri tanpa bergantung dengan bangsa lain. Selain itu, mengajarkan bahwasannya kita harus mampu berada dalam posisi dibawah, karena anak muda sekarang banyak yang tergiur dengan kemewahan yang diberikan oleh orang tua mereka. Sehingga enggan untuk merasakan penderitaan orang bawah

Sedangkan filosofi dari pengabdian masyarakat adalah bagaimana kita merasakan susahnya mencari uang. Berada di posisi pekerja keras/kasar. Dan mengambil makna dari kehidupan kita di dunia. Kita hidup di dunia ini dari berbagai macam kalangan, sudah selayaknya kita saling menghormati semua orang dari berbagai lapisan. Kita juga diajarkan secara naluriah untuk menghargai hasil kerja orang lain, agar tidak menyianyiakan karya atau produk yang dibuat orang lain.

Khusus untuk pengabdian masyarakat, kami ditempatkan di rumah penduduk yang memiliki usaha home industry. Lokasi tersebar di berbagai ujung kabupaten Purbalingga. Ada yang mendapat di pusat oleh-oleh Mirasa Purbalingga, di pembuatan jajanan pasar yang terletak di daerah Cipaku, Mrebet, Purbalingga. Ada juga yang mendapatkan bagian di centra pembuatan gula jawa. Sementara saya, bersama teman saya Silvi Nur Fitriani mendapatkan lokasi yang paling jauh dari lokasi start SMA Negeri 1 Purbalingga (pangkalan dari Ambalan Ganesha) yaitu di desa Tajug, kecamatan Karangmoncol. Jarak tempuh sekitar 25km. 

Meskipun sempat bingung dan tidak tahu jalan, akhirnya kami sampai juga di tempat tujuan kami. Sekitar pukul 09.00 kami sampai, perjalanan menggunakan sepeda motor milik Silvi. Kami mendapat home industry pembuatan tahu, bertempat di rumah nenek Ali (sebutan para tetangga).



Nenek Ali, adalah seorang janda yang tinggal dengan empat orang cucunya. Anak perempuannya yg juga janda, bekerja di negara tetangga untuk memenuhi kebutuhan hidup keempat anaknya. Nenek Ali memiliki dua orang assisten yang membantunya dalam usaha home industry tahu. Yaitu Mas Saryo dan Mba Genuk. Mereka bekerja dari pagi sampai tengah malam.

Beruntung saya diberi kesempatan untuk menengok proses pembuatan tahu dan sedikit mencoba karena penasaran dengan pembuatan tahu. Saya belajar dari tahu itu masih berbentuk kedelai sampai siap dikemas dan dijadikan salah satu pemenuh gizi sehari-hari bagi sebagian besar orang Jawa. 

Pembuatan tahu ditempat Bu Ali biasa dimulai sekitar pukul 14.00 WIB. Kebetulan, saya sedang tidak ada kerjaan waktu itu untuk membersihkan tempat tidur kami, sudah selesai. Saya iseng menuju dapur. 

Ada banyak proses untuk membuat tahu rumahan, mulanya kedelai di cuci dengan air bersih, di rendam dengan air bersih selama 30 menit. Setelah itu, masukan kedelai yang telah di rendam ke dalam mesin penggilingan. Keluarlah kedelai yang sudah melalui proses penggilingan keluar dalam bentuk bubur kedelai. Tahap selanjutnya adalah memasukkan adonan kedelai tadi kedalam tungku raksasa (wadah yg sangat besar seperti kolah )

bersambuuung....