Rabu, November 12, 2014

Ayah : Kasihmu Abadi (PART I)

21.43
Desember 1994
Peristiwa ini terjadi sembilan belas tahun yang lalu, pada Maghrib yang senjanya telah hilang, pada sore yang kicau burungnya telah terkalahkan riuh air hujan dan gelegarnya gemuruh. Seorang laki-laki tertunduk panik di salah satu pojokkan ruang ibadah rumah sakit bersalin. Dia berdoa dan terus berdoa tanpa henti ia bersua dengan Tuhannya meminta diberikan keselamatan pada istri dan calon anaknya.

            Selasa sore itu lahir kedunia seorang bayi merah, anak perempuan yang ditunggu-tunggu kelahirannya oleh semua keluarga diharapkannya hadirnya di dunia setelah dari rahim si ibu gagal lahir seorang bayi laki-laki sebelumnya. Dia adalah Aku.

            Tepat setelah adzan Maghrib berkumandang, aku lahir kedunia ini tanpa ada suatu cacat apapun. Kemudian ayah mengumandangkan adzan di telinga kananku, dilanjutkan dengan iqamah di telinga kirinya. Disusul dengan suara iqamah dari masjid terdekat waktu itu. Betapapun alam sangat indah menyambut kelahiranku dibarengi dengan dua adzan dan dua iqamah sekaligus.

Aku kecil sangat menjadi pusat perhatian banyak handai taulan. Aku kecil sangat dijaga agar tak ada yang tergores sedikit pun kulitnya. Aku kecil sangat menyita kasih sayang dari semua keluarga. Diberikan nama dengan arti sesosok wanita yang akan menjadi teman baik bagi semua orang dan membawa berkah. Mungkin karena saking sangat diutamakannya dalam keluarga aku tumbuh dengan salah satu sifat yang tidak ingin disaingi, direbut posisinya, dan cenderung sedikit egois. Semua harus diutamakan.

            Ayahku saat itu berusia 33 tahun saat memiliki aku, bisa dibilang usia yang cukup terlambat baru memiliki satu orang anak. Ayah bukan tipe orang yang muluk-muluk dalam hidupnya, dia tidak pernah meminta lebih dari yang Tuhan kasih dia selalu menjalankan kehidupan sesuai garis Tuhan, lurus. Dia hanya berserah pada Tuhan dan memasrahkan segala yang akan terjadi esok padaNya. Ayah orang yang sangat taat kepada Tuhannya, sangat takut pada ibunya, sangat hormat pada ayahnya, sangat banyak teman dimana-mana. Terkenal sebagai orang yang mudah diajak bicara dari berbagai kalangan. 

            Dari ketujuh saudara itu,bisa dibilang ayahku adalah orang yang paling dijadikan tonggak oleh saudara-saudaranya yang lain. Dalam hal meminta bantuan mulai dari mencarikan sekolah untuk keponakan-keponakan (anak dari adik dan kakak), membantu proses lamaran seseorang, mencarikan jodoh untuk saudara, kebanyakan dari mereka mengutus ayah sebagai orang yang dipercaya. Walhasil, mungkin itu yang membuat ayah punya banyak saudara karena beliau sangat senang menolong orang lain.

            Kehadiran aku cukup membuat perubahan dalam tatanan keluarga mereka. Bagi keluarga ibuku, sangat senang menyambut cucu kedua dari trah Sudharto. Karena mungkin faktor cucu pertama trah Soedharto berasal dari kakak laki-laki ibu jadi lebih banyak diurus oleh keluarga istrinya. Aku kecil menjadi sebuah mainan baru bagi seluruh keluarga ibu, mulai dari tante-tanteku yang masih gadis-gadis, adik dari Mbah yang masih sangat muda pun ikut mengasuh aku. Sebaliknya, kehadiranku dirumah Eyang (orangtua ayah), bukanlah hal yang menggembirakan sama halnya di rumah asal ibu. Biasa saja. Mungkin karena sebelumnya sudah ada bayi, bukan cucu yang pertama. Jadi ya, aku diperlakukan sama tatarannya dengan cucu-cucu yang lain. 

            Dua tahun sejak aku lahir, aku sering diboyong kesana kemari dari rumah Mbah kerumah Eyang. Pada hari kerja biasanya aku kecil tinggal dirumah Eyang, tetiba Sabtu malam kami bertiga (aku, ibu, ayah) tidur di tempat Mbah. Kami bertiga harus diboyong ketempat Eyang setelah dua bulan kelahiranku, karena di tempat Embah bukan tempat yang aman bagi kami terutama aku. Usut punya usut, kala itu banyak lelaki yang tidak suka atas pernikahan ayah dan ibuku sehingga ada orang-orang yang berusaha mencelakakan keluarga yang baru berumur sebiji jagung itu. Di daerah asal ibu memang kejadian-kejadian macam itu masih sangat sering terjadi. Ilmu-ilmu kesyirikan masih sangat kental menggerogoti pikiran-pikiran masyarakatnya. 

              Lain halnya di tempat Eyang, semua orang hilir mudik pergi mengaji aroma pesantren masih sangat kental, banyak orang pandai baca al quran, banyak hafidz dan hafidzah, banyak yang belajar kitab-kitab tua. Atmosfer ke-Islam-an yang kental tidak lain karena dibawah bimbingan Sang Kyai yaitu Eyang Kakung sendiri Kyai Imam Turmudzi yang namanya sudah tersohor di daerah kami. Seorang ulama besar berlatar belakang nahdliyin kental yang sangat patut terhadap agamanya, belajar berbagai macam jenis kitab, dan menjadi salah satu guru besar di masanya.
***


             Sudah sejak kecil aku bukanlah bayi yang suka mengonsumsi susu sapi. Hanya susu jenis tertentu dan ASI saja yang bisa dicerna oleh perutku. Lebih doyan air bening yang dimasukkan kedalam botol bayi. Semenjak kejadian mati listrik waktu itu, ibu semakin khawatir terhadapku. Bayi yang hanya bisa makan ASI dan air putih, tepat di usia satu tahun. Waktu itu Maghrib, hujan petir seperti biasa. Iya Desember. Kemudian listrik padam, ibu pun mendekap aku dan panik saat itu, ayah sedang shalat Maghrib di masjid depan rumah Eyang. Setelah listrik padam, kemudian aku menangis. Beberapa menit kemudian listrik menyala. Ibu berniat memberikan ASI kepada aku, saat itu aku justru tidak mau, dan sejak saat itu aku sudah tidak minum ASI ibu lagi.

Aku kecil, tumbuh diiringi obat-obatan. Sejak saat kejadian itu, setiap dua bulan sekali badanku panas dan otomatis harus dibawa ke dokter. Ayah tak pernah putus asa menjagaku, ayah tak gentar untuk melangkahkan kakinya membawa kami berdua dalam keadaan apapun. Ternyata tidak berlangsung sebulan dua bulan saja. Sampai aku berusia lima tahun pun masih tetap sama, hanya saja frekuensi sakitnya yang sudah tidak terlalu sering. Aku tumbuh sebagai anak yang sangat tidak mencintai obat, sangat menolak untuk diberi obat karena merasa jadi sangat ketergantungan. Mulai usia 3-4 tahunan aku sudah bisa merasakan pahitnya obat, tidak enaknya menjadi orang yang bulan-bulanannya harus berpegangan tangan dengan obat. Setiap kali panas menyerangku, aku selalu menangis karena tidak mau pergi ke dokter. 

Akhirnya pada saat itu ayah menemuka seorang dokter anak yang bernama Dokter Budiarsa yang bisa menkalukan kerasnya aku untuk minum obat. Kalau sakit, tidak mau kemana-mana selain ke Dokter Budi (bahkan sampai sekarang). Tapi, sayangnya aku tetap tidak mau minum obat dalam bentuk puyer (campuran dari beberapa kapsul obat yang dihaluskan). Pernah aku ingat sekali suatu ketika, ayah yang memberikan aku obat. Waktu itu mau tidur, ibu memegangi tangan dan kaki ku supaya tidak bisa bergerak sementara ayah bertugas memasukan obat itu lewat mulutku, pada saat itu aku sontak tak bisa bergerak apa-apa lengkap seperti seorang anak yang hendak diculik oleh dua kawanan suami istri.

Tiba-tiba, saat ayah sudah berhasil masuk kedalam mulutku ayah merasa lega tapi kemudian obat puyer itu aku muncratkan kembali sampai muka ayah berlumuran akan obat-obatan bekas dari mulutku. Ayah tidak marah, dia tidak pernah marah untuk hal seperti ini, justru aku lihat gurat wajah sedih dari wajahnya yang berlumuran itu. “Nanti kalau kamu tidak mau minum obat, kamu bagaimana mau sembuh, Nak.

bersambung...

Selasa, November 11, 2014

Sebuah Tanggung Jawab?

23.44

Adalah kita manusia yang diciptakan untuk memberikan kedamaian di bumi ini, menjaga bumi ini dari kehancuran, menjaga bumi ini dari tangan-tangan tak bertanggungan. 

“Kamu semua adalah pemimpin, dan kamu semua adalah bertanggung jawab dengan pimpinannya. Maka seorang imam (pemimpin) adalah sebagai penggembala yang akan ditannya tentang pimpinannya. Dan seorang laki-laki (suami) adalah sebagai pemimpin dalam keluarganya dan ia akan ditanyakan tentang pimpinannya. Dan seorang wanita (istri) adalah pemimpin dirumah suaminya yang ia akan ditanyakan tentang hasil pimpinannya. Seorang pembantu (pelayanan asisten) adalah menjadi pemimpin dalam mengawasi harta benda tuannya, dan ia bertanggung jawab (akan ditanyakan) dari hal pimpinannya. Dan seorang anak adalah pengawas harta benda ayahnya yang ia akan ditanyakan tentang hal pengawasannya. Maka kamu semua adalah pemimpin dan kamu semua akan ditanyakan tentang perhatiannya." (HR. Bukhari-Muslim)

Maka benar sekali adanya hukuman bagi seseorang yang meninggalkan tanggung jawab dalam hidupya. Seseorang didaulat menjadi pemimpin. Setiap manusia adalah pemimpin. Yang nantinya akan dipertanyakan amanah-amanah yang telah diambilnya semasa hidup.

Secarik catatan dari hamba : Ya Tuhan, berikanlah daya dan tenaga bagi hamba untuk menuntaskan semua amanah yang teah ditangguhkan pada pundak hamba. Selagi badan ini masih cukup kuat untuk menerpa angin kemalasan, selagi kaki ini masih mampu menopang beratnya amanah yang tertambat di pundak, selagi paru-paru ini masih sanggup memberikan kehidupan pada badan ini, selagi jiwa ini masih sadar akan kematian yang sebentar lagi menghampiri. Jadikanlah hamba ini mati dalah keadaan tanpa hutang ya Rabb. Karena amanah adalah hutang yang belum terbayarkan bila itu tidak tuntas.

"Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para Malaikat: Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi. Mereka berkata: Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau. Tuhan berfirman: Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui." (Surah Al-Baqarah: Ayat 30)

Rabu, April 23, 2014

Donat Waktu, Tabel Waktu, dan Piramida Pengorbanan

20.18


Di era sekarang, tuntutan profesionalitas kerja diuji dengan kecerdasan sumber daya manusia untuk melakukan beberapa kegiatan dalam satu waktu. Dimana waktu seakan menjadi sangat berharga. Satu menit saja keterlambatan bisa berujung fatal untuk kelangsungan hidupnya bahkan kelangsungan hidup orang banyak. Pengambilan keputusan juga dituntut cepat, tentunya tetap dengan analisis yang cerdas dan cadas dalam membaca peluang di masa yang akan datang. Kesalahan dalam menentukan pilihan bisa menimbulkan penyesalan yang luar biasa ketika sadar akan keputusan yang salah.
Hal ini sering menjadi pemicu stress bagi usia-usia produktif yang sedang on fire dalam melahirkan karya yang prestatif dan gemilang. Tidak jarang di ujung karier yang gemilang bisa terjadi kemerosotan karier dan berbalik 180 derajat karena ada kesalahan dalam menentukan prioritas pilihan. Pressure dan tekanan yang tinggi dapat menimbulkan stress sampai depresi karena manajemen streess yang kurang baik.
Mahasiswa yang bisa dibilang sebagai kaum akademsi yang terkadang lebih mengedepankan sisi idealis mereka, tidak sedikit yang mengalami kesulitan dalam manajemen stress. Biasanya dikarenakan atmosfer lingkungan yang berbeda dengan ketika duduk di bangku sekolah, orang-orang yang berbeda, dan tekanan yang semakin tinggi. Bagaimana menyikapi hal ini?
Dalam menempuh masa-masa masa ini ketrampilan mengatur diri sedang di uji. Kehidupan mahasiswa adalah kehidupan semi atmosfer kerja nantinya setelah lulus. Beberapa tips mugkin bisa diaplikasikan untuk mengatur jadwal dan membagi kegiatan-kegiatan seperti kuliah, organisasi, hobby, membaca, bahkan blogging sekalipun menempatkannya pada waktu-waktu yang tepat. Ada dua cara yaitu donat waktu dan tabel prioitas disini. Tabel prioritas adalah tabel-tabel yang berisi tentang target-target atau capaian yang hendak dilampaui dalam jangka waktu panjang maupun pendek. Sedangkan donat waktu adalah donat yang terdapat waktu dalam sehari yaitu 24 jam, dan kita tinggal membagi-bagi donat itu menjadi beberapa potong, dan setiap potong menjadi kegiatan-kegiatan yang akan kita capai hari itu. Dapat pula menggunakan Piramida Pengorbanan, yaitu sebuah piramida yang di dalamnya ada target jangka panjang yang akan dicapai, disertai hal-hal yang harus dilakukan (usaha-usaha) dan apa yang tidak harus dikerjakan (hal yang harus ditinggalkan/dihindari).
Ketiga jalan itu tabel target, donat waktu, dan piramida pengorbanan jika dikombinasikan satu sama lain akan saling melengkapi dalam mencapai target yang sudah direncanakan.
Buatlah list target yang akan dicapai dalam satu tahun. Tentukan target berdasarkan prioritas target-terget tersebut. Klasifikasikan menjadi beberapa klasifikasi, contohnya sangat penting, kurang penting, mendesak, dan kurang mendesak.
Dalam mengejar target-target itu, bisa menggunakan piramida pengorbanan. Dengan cara buatlah satu piramida untuk satu target yang akan dicapai. Bagi piramida menjadi empat bagian dengan garis horizontal. Letakkan target pada kolom piramida yg paling atas. Sementara kolom-kolom di bawahnya digunakan untuk menuliskan hal-hal yg harus dilakukan untuk mengejar target tersebut, apa yang harus dikorbankan (target harian) dan hukuman untuk diri sendiri apabila target-target harian atau mingguan tidak dapat terlaksana.
Selanjutnya, agar lebih terarah letakkan waktu-waktu sepanjang hari ke dalam donat waktu. Tentunya tidak melupakan target-target harian yang harus diletakkan pada setiap donat waktu.
Manajemen waktu yang baik, akan mengurangi tingkat stress karena deadline yang menumpuk-numpuk apabila sering ngabaikan waktu dan terlalu mentolerir diri sendiri untuk menunda sesuatu hal. Membiasakan disiplin pada diri sendiri memang sulit karena musuh terbesar dalam hidup ini adalah melawwan diri sendiri untuk menuruti hawa nafsu. Semoga bermanfaat! :)

“Setiap detik yang kita lewati tidak dapat kita putar kembali. Setiap keputusan yang kita ambil dalam memanfaatkan waktu yang kita miliki mengantarkan kita pada tujuan yang telah kita canangkan. Itulah modal dasar dalam menggapai kesuksesan kita.”

“Orang-orang yang pandai [alkays] adalah yang menghisab [mengevaluasi] dirinya sendiri serta beramal untuk kehidupan setelah kematian. Sedangkan, orang yang bodoh adalah yang sering mengikuti hawa nafsunya serta berangan-angan terhadap Allah.”

Jumat, Maret 28, 2014

Trik Politik

00.47
Banyak hal yang membuat orang enggan membicarakan tentang politik. Mungkin teralu mainstream berbicara politik lagi, lalu politik juga. Dimana-mana politik. Apa mentang-mentang timing ini yang cocok membicarakan politik? Salah satunya mengapa saya menulis hal ini, juga di dasarkan pada keadaan menuju pesta demokrasi. 

Banyak orang membenci kata yang dinamakan politik. Seolah menjauh dan lebih baik menghindar dari topik pembicaraan yg berbau politik. Karena menurut banyak orang (awam), politik itu kotor, politik itu licik, politik memuakkan dan sebagainya. Tanpa sadar, di kehidupan kita sehari-hari dala menjalankan kehidupan identik dengan yg dinamakan politik.

Membuat suatu perjanjian dengan orang tua untuk meminta uang saku agar dilebihkan, tentunya kita sbg anak melakukan suatu cara dan trik sebelum melakukan negosiasi agar uang jajan dinaikkan. Proses kita memikirkan cara, mengajukan permintaan, dan terjadi kesepakatan. Si anak sesungguhnya sudah berpolitik bagaimana cara meminta tambahan uang saku, dgn cara-cara tertentu. Hal sederhana yang memang tidak dipungkiri itu adalah suatu perilaku politik.

Contoh lain, misalkan pada perlombaan di HUT Kemerdekaan RI, biasanya diadakan suatu perlombaan yg membutuhkan kinerja tim. Misalkan saja, sebuah perlombaan memindahkan sebuah ember berisi air menggunakan kaki. Ember harus dipindahkan ke finish oleh satu tim. Disini memutuhkan trik/cara, kerjasama, tipu daya bagaimana harus bisa mencapai finish lebih cepat dari lawan. Kerjasama dan trik yg baiklah yang akan mebawa kpd kemenangan. Dapatkah dikatakan jika, orang yg memanage timnya dgn baik itu curang?
Saya rasa tidak.

Dalam suatu kompetisi, tentunya orang ingin menang. Ada yg menggunakan segala macam cara untuk bisa menang, dgn cara curang sekalipun. Tapi, tidak semua cara untuk mencapai kemenangan adalah curang. Tetapi bagaimana cara kita menggunakan suatu trik menuju menang dgn benar.

Kamis, Februari 13, 2014

Heart's Veil

22.15
 


I love what I wear, probably I'm not perfect muslimah. But I try.
Someone told me, "Don't ever drop off your veil just only for an aptitude"

Masa Bocah, Masa Bungah

22.00
Membuka sebuah kisah klasik jaman anak-anak.
Masa kanak-kanak terkadang memiliki cerita yang tak bisa diulang lagi ketika kita telah berumur. Nyaman, damai, dan ada sesuatu yang tentunya tidak bisa lagi kita rasakan. Karena setiap masa punya cerita berbeda di masing-masing era-nya. Akan berbeda, kesan yang kita terima ketika masa-masa peralihan, dengan masa kepolosan sewaktu menjadi seorang bocah. Jadi, beruntunglah bagi kita semua yang telah melewati masa-masa itu dengan indah, tanpa celah. 


Sewaktu kecil, kita sering mengatakan mimpi-mimpi aneh, yang jika dipikirkan itu lucu tak nyata tapi bisa juga mmenjadi sesuatu yang nyata. Obsess terbesar ketika kecil adalah menjadi seorang top model, artis, dan pembaca berita. Sangat mengundang gelak tawa, ketika teringat masa itu, berdiri di depan kaca dengan dialog-dialog berita yang sering dibacakan oleh news presenter. Kadang ikut pula mengerecoki peralatan kecantikan mirip ibu, dan memoles diri bersolek dengan polosnya. Bahkan lipstik ibu, sampai rusak dan habis karena sering sekali aku terlalu panjang memutarnya keluar untuk dijadikan sebagai blush on di pipi. Digosok begitu keras tentunya akan membuat batang lipstik itu patah, dan bisa dibayangkan seperti apa bayangan wajah yang terpantul dari cermin. Makhluk sejenis badut, ya, mirip badut dengan lipstik di pipi yang begitu menor. 
Entah karena aku memiliki sesuatu penyimpanan yang sangat kuat tentang memori-memori kejadian yang pernah aku rasakan. Sampai sekarang, hampir setiap jengkal kehidupan ketika masa bocah masih menjadi sarang di otak. Terutama ketika terkadang secara tiba-tiba terlintas suatu kejadian di kepala. Samar tapi nyata. Sangat nyata. Ada sebagian manusia yang memiliki kekuatan ingatan yang sangat dasyat tentang memori yang bahkan telah berlalu-lalu lamanya. Kadang sampai tidak habis pikir dengan semua itu. Kok, bisa ya? 

Memori itu, sangat jelas dan nyata.

Cerita tentang menjadi si ceriwis di desa, hanyut di sungai ketika bermain, mandi di sungai ketika ayah dan ibu belum pulang, menjadi anak yang selalu dititipkan di tempat orang lain, bermain di sawah dengan kerbau, suka iseng duduk di atas makam orang, bermain penganten-pengantenan, di jewer di sepanjang jalan karena ketahuan manid di kali, nyolong-nyolong makan es seratus rupiah-an, mendorong seorang teman sampai jatuh lalu kabur, mandi di kali dengan kerbau, melempar petasan ke dalam masjid saat malam takbiran, dijauhi oleh teman-teman yang usianya lebih senior, korban toyor-toyor, menonton TV dari bangun tidur sampai ashar di rumah teman kala hari Minggu.

Memori masih mngingat cerita-cerita itu dengan jelas. Bahkan yang tidak sempat tertuliskan pun masih banyak. Sangat banyak. 
Pernah mendengar suatu kutipan, "Masa kanak-kanak adalah masa ketika berbicara tentang kejujuran hidup."

Remember Me This Way - Jordan Hill

06.08
Every now and then
We find a special friend
Who never lets us down
Who understands it all
Reaches out each time you fall
You're the best friend that I've found
I know you can't stay
A part of you will never ever go away
Your heart will stay

I'll make a wish for you
And hope it will come true
That life would just be kind
To such a gentle mind
If you lose your way
Think back on yesterday
Remember me this way

I don't need eyes to see
The love you bring to me
No matter where I go
And I know that you'll be there
Forever more apart of time, you're everywhere
I'll always cares

And I'll be right behind your shoulder watching you
I'll be standing by your side and all you do
And I won't ever leave
As long as you believe
You just believe 

 Remember Me This Way (lirik) - Jordan Hills


Remember Me This Way

06.01
Adalah sebuah lagu yang aku temukan ketika ada salah seorang peserta Indonesian Idol bernama Novi. Lagu ini mengalun begitu indah di telinga setelah aku dengar dari YouTube. 

Sangat polos yah, pengakuan yang aku berikan. Tapi, dalam lagu ini, mengingatkan aku tentang sesuatu. Sesuatu yang pernah aku miliki sebagai sebuah kisah. Seperti halnya sebuah kisah, kini sudah menjadi kisah. Sudah usai, aku pernah mengalami hal ini, ketika aku berada pada titik paling rendah dalam hidupku, ketika aku ada di roda paling bawah dala hidup. Ketika pertama kalinya aku tidak bisa menerima apa yang ada dalam kenyataan hidup. Tapi, aki menemukan mereka. Iya, mereka yang mencoba mengangkat aku untuk bangkit lagi dan naik, naik, selalu naik. Kemudian perlahan, kekuatan mereka mengankatku hingga aku bisa bangkit. Menjadi hampir sejajar dengan mereka.

Kala itu, kelas dua belas SMA. Ketika semua di sekitarku mejauh, dann aku tidak tahu harus bagaimana. Aku terlalu lama merenungi kesedihanku, nasibku yang hanya seperti itu. Seperti tidak ada daya aku untuk hidup. Bahkan untuk melanjutkan langkah, aku tidak lagi bisa. Karena nyawaku seakan sudah lenyap, aku seperti tidak bernyawa dan punya jiwa semngat lagi, selepas kepergian dia

Tapi sayangnya, dia tidak pernah tahu itu.

Mereka seperti halnya heroin yang memberikan aku semangat dalam melakukan lagi aktivitasku. Sampai halnya aku bisa lulus dan mendapat suatu perguruan tinggi tempatku bernaung sekarang. 

Seorang dari mereka, dia yang memiliki kesedihan yang sama denganku. Dalam hal ini, kami mengalami hal yang sama. Kami berada dalam posisi yang sama. Mungkin dia bukan siswa yang terlalu diperhitungkan di sekolah kami. Tapi, dia selalu menjadi icon, di setiap ruang kelas yang mempunyai dia. Terkadang kata-kata polosnya mengundang gelak tawa seluruh kelas, bahkan guru-guru pun tidak meremehkan dia dalam bidang kepedulian. Dia memang tidak punya apa yang teman-teman lain miliki, yaitu kepandaian. Tapi, dia punya kepedulian yang sangat besar kepada sesama. Dan sangat bersemangat dalam menjalani hidupnya agar bermanfaat bagi orang lain. Dia orang yang tidak mau muluk-muluk dalam menentukan target. Lakukan saja sebatas yang dia bisa. Aku merindukannya, seorang polos yang berjiwa besar bagi sesamanya. Bagi aku. 

Seorang lagi, seorang wanita berpikiran sangat visioner. Sesungguhnya, dia adalah pribadi yang tegas, tangkas, keras, kreatif. Aku sangat nge-fans dengan kemampuan otak kanannya yang luar biasa. Seni membaca puisinya. Luar biasa. Jujur, seumur hidupku (orang yang ku kenal), dia yang aku segani dalam urusan membuat puisi nyentil dan kemudian membacakannya. Dia adalah wanita tangguh yang ku kenal. Dan tentunya keras. Tapi, ada bagia dari dirinya yang lemah, bahkan rapuh. Sama rapuhnya dengan bagian diriku kala itu. Dia lah, satu-satunya orang yang paling bisa merasakan rasa rapuh itu tanpa aku harus mengatakannya. Jadi, tak perlu banyak energi (apalagi menangis) untuk mengutarakan maksud hatiku padanya. Kala itu, kami berjuang bersama untuk bisa melewati rapuh itu berdua, karena hanya kami yang merasakan itu. Dia menjadi orang, sama rasa yang benar-benar mendekati 100% keakuratan apa yang kami rasakan sama. Missing you so much, dude.

Adalah seorang wanita, paling muda diantara kami. Dengan sejuta sikapnya yang sangat ingin berusaha agar aku bangit dari semua ini. Ketika semua orang meninggalkan ku di sebuah lubang, terjebak. Dialah yang membantu aku mengeluarkan diri, menarikku secara perlahan. Sampai aku bisa, mekipun rodaku tersengal-sengal dan dia tidak. Jujur, dia adalah orang terbaik dan paling tulus mengankat temannya untuk bisa lebih baik yang pernah aku temui. Apapun dia lakukan, hanya berasaskan rasa kesetiakawanan, kepercayaan, dan tentunya ketulusan.

Ketika aku mendengarkan syair lagu Remember Me This Way ini, yang aku ingat kemudaian adalah mereka. Oarang-orang yang pernah berarti dalam membuat kisah hidup yang sangat banyak palung ini. Merekalah warna itu. 


I'll make a wish for you, And hope it will come true, That life would just be kind, To such a gentle mind

Dan ketika aku akan terpelosok kembali akan selalu ku ingat lirik ini
If you lose your way Think back on yesterday Remember me this way Remember me this way

Sebuah kisah, yang menjadi titik balik dalam kehidupan. 

Nyata?

05.28
Aku tidak tahu, apa ini salahku serpenuhnya.
Manusia seusiaku tidak seharusnya seperti aku. Kecetekan berpikir, yang kadang membuat banyak pihak kesal terhadapku. Sikapku yang cenderung seenaknya saja membuat orang tidak nyaman dengan keberadanku.

Lagi pula siapa yang mau berada dalam keadaan seperti ini? 


Apa pernah terpikirkan, kalau aku berada dalam tekanan yang sangat keras ketika berpikir tentang ini semua. Terlebih memikirkan tentang diriku sendiri. Aku tidak bisa dewasa untuk diriku sendiri. Mengumpatkan semua hal (apa pun itu) semuanya aku umpatkan sendiri. Semua hal itu tidak bisa aku beri tahu kepada kalian semua yang hanya melihatku.
Jika kalian tahu, untuk menarik diriku dari suatu zona nyaman begitu sulit. Karena suatu kebiasaan yang aku tidak tahu itu dimulai dari kapan, bahkan terkadang aku tidak sadar dimana aku hidup sekarang, apa yang sedang aku lakukan saat ini.

Pernah ngga sih, kalian merasa ini bukan kalian, mencari suatu tempat dimana tempat itu bisa menerimamu apa adanya. Memberi rasa yang lain yang ada di dada. 

Entahlah, aku sering berpikir, aku ingin sekali terbang tinggi entah bagaimana pun caranya, aku ingin bisa sendiri, karena kesendirian itulah yang mengerti aku. Selalu mengerti aku. Dia tidak pernah protes dengan apa yang aku lakukan. Terkadang aku suka sekali, terhanyut dalam alunan-alaunan nada yang begitu sensitif menyentuh hati yang sangat sensitif, seperti halnya intrumen piano sejenis bella's lullaby yang dimainka oleh Edward Cullen dalam Twilight. Ya, seperti bayi, Edward memeperlakukan Bella layaknya bayi yang butuh lagu nina bobo saat itu. Tapi, sayang itu hanyalah sebuah dongeng kontemporer yang dipoles dengan kisah cinta luar biasa yang ada hanya dalam buku dan visualisasi film.

Pernah aku melewati sebuah jalanan panjang yang menikung di daerah Karangreja. Aku senang sekali dengan tempat itu. Apa yang kulihat saat itu? Lereng yang begitu hijau, dengan pohon-pohon besar diatasnya, tumbuh jarang-jarang. Rumput yang hijau, dan tetesan air hujan yang jatuh dari sebagian dedaunan pohon. Ah, segar sekali rasanya. Aku membayangkan, aku ada dalam sebuah dongeng, dimana aku berada dibawah pohon itu, ya, hanya ada aku dan alam itu. Itu adalah salah satu mimpiku yang paling dalam, berada dalam zona seperti itu, ditetesi embun yang bercampur hujan, dengan gaun putih impian, dan rambut panjang dalam untaian. Layaknya seorang putri kebun. Disitu hanya akan ada aku, dan ruang itu. 


Aku adalah sosok yang tidak bisa menerima kenyataan, karena menurutku kenyataan hanya yang ada dalam halusinasiku. Mungkin ini sudah terlalu berbahaya, halusinasiku sudah semakin dalam. Dan semakin dalam itu, semakin susah orang untuk menarikku kembali ke permukaan, ketika aku suadah hanya hidup dalam apa yang aku bayangkan. Aku melihat hal itu dalam diriku. Ketika semua orang menjauh, ketika aku tidak bisa mengutarakan khayalanku, karena tak akan ada yang mampu menggapainya. Mungkin sakitku ini sudah KRONIS. Mendekati gila. 

Kalau kalian semua perhatikan, aku ini tidak bisa membuka suatu percakapan dengan dunia baru. Realistis ya hanya ada dalam pikiranku. Bahkan terkadang sampai berpikir, tak ada Sang Pencipta di dunia ini. Yang ada hanya aku. Kadang aku menjadi sesosok yang sangat atheis, aku hanya percaya aku.

Semua itu aku alami, dalam bathin. Orang-orang di sekelilingku, mereka tidak menahu. Maka dari itu, hanya kesal respon yang mereka punya untukku. Dengan semua tingkahku. Padahal, sikapku yang seperti itu, sesungguhnya adalah respon/efek dari aku yang kadang kehilangan kemudi atas diriku sendiri. Tapi, sayang, tak ada yang tahu itu. Dan aku pun tak tahu bagaimana aku harus menjelaskan, sementara untuk berbicara saja, aku harus berpikir dan menata setiap bait yang akan ku keluarkan. Begitulah. 

Ini aku tulis entah dengan rasa apa, aku menangis menulis semua ini. Jujur, aku takkan pernah sanggup mengatakan apa yang baru saja aku tulis. Untuk membacanya kembali saja, jangan diharap aku akan membacanya. AKu hanya butuh sarana untuk obsesiku. Dan ruang kecil ini yang aku punya.


Aku tidak bisa menerima kenyataan.

Jumat, Januari 31, 2014

-Repost-

09.31
I embarrassed to declare it, but I still hang on my self. Still afraid to communicate  what's on my mind. although you all know what kind of person I am. when talking something in the stage. Every person has their own anxious. After read it, I get a little bi
t of brightness.


"I know that there are times when you feel like you’re too much. Times when you wonder whether people would be better off without you in their lives. Times when you wonder whether you would be better off if you were someone different. Someone less intrusive. Less sensitive. Less vocal. Someone more acceptable. More tolerable. Someone easier. I understand that it’s so hard to drown out the voice telling you that there’s something wrong with who you are, but I need you to trust that you aren’t too much. I need you to trust that you deserve to be here. You don’t ever have to shrink or disappear for the sake of anyone else. You’re allowed to be immense and loud and open. You’re allowed to be unpalatable and unapologetic and uneasily defined. You’re allowed to use your voice and speak your truth. And more than anything, you’re allowed to take up space. Not despite who you are, but because of it. Because even though you might not always be able to see it, you have so many wonderful things to contribute to this world. Because you exist and therefore, you matter. Even when you’re struggling. Even when you’re difficult. Even when some people find you to be too much — you’re enough and you matter.
If you feel invisible, unwanted, or worthless because of the people you’re surrounded by, you don’t have to stay silent. You don’t have to just hang in there and hope that things get better. You’re allowed to speak up and be honest about how these people are making you feel. You’re allowed to voice your needs and share what does and doesn’t feel good to you. And more than anything, you’re allowed to get up and walk away. You don’t ever have to stay in an unsafe space with people who make you feel small. You don’t have to sit and wait until someone shows up to validate your worth. You have to trust that you have the right to leave anyone and anything that hurts you. You have to trust that the person you’ve been waiting for to recognize you for the gift you are, is you. (internal-accpentance-movement)" -Daniell Koepke
Don't ever thought that, you were always on one same box. Hey, this world is too wide if you think of that. Hold the world in your hands. Start with loud your voice and speak up. Happy Friday morning. :)

Rabu, Januari 29, 2014

Who Am I?

00.43
Pertanyaan yang banyak ditanyakan pada diri sendiri. Tentang siapa sebenarnya aku? Mau jadi apa aku? Dokter, Pilot, Polisi, Guru, atau jadi apa?


Pertanyaan ini sering saya tanyakan pada diri saya sendiri ketika kecil dulu. Ketika masih polos. Hal ini terulang lagi sekarang. Tentunya dengan keadaan yang sudah berbeda. Dengan bekal yang sudah cukup daripada ketika masih unyil, pengalaman, cerita, dunia baru, perkenalan dengan orang-orang baru semua hal yang penuh akan warna. Mewarnai kanvas kosong pengalaman, tiba-tiba timbul lagijenis pertanyaan macam itu. Terkadang benar kata orang, bahwa masa manusia itu hanya berulang ulang menjadi sebuah siklus. Terkadang orang dewasa bisa bertingkah seperti layaknya anak kecil yang dibuat STUCK dengan sebuah pertanyaan sederhana yang tidak dapat dijawab. Itulah manusia dengan berbagai macam tingkahnya yang kadang mebuat kita guyon, kala kita bertindak sebagai penonton.

Sekarang ini, kebimbangan terang sekali berada di wajah manusia-manusia yang katanya sudah berumur dewasa alias 18+. Kebimbangan ini, slah satunya adalah mengenai tujuan hidup. Mau jadi apa nantinya ketika kita telah berumur? Tidak akan mungkin terus menyusu di ketek ibu kan?

Hal demikian pasti menjadi salah satu unek-unek yang pasti ada di benak para remaja tua. Terutama yang sudah akan menyelesaikan pendidikan tingginya, menjadi seorang sarjana.
Tapi,, percayalah bahwa "kemarin adalah sejarah, hari ini adalah anugerah, dan besok akan menjadi sebuah misteri".
Jadi  apa pun natinya, yang terpenting adalah mensyukuri nikmat hari ini, belajar tidak mengulangi sejarah yang buruk, dan ketika kita terbangun besok misteri akan berubah menjadi suatu anugerah. Berharap anugerah itu akan indah pastinya.
Lakukan apa yang membuat diri ini nyaman, dan berdamailah dengan diri mu sendiri. Itu adalah suatu penghargaan luar biasa bagi diri sendiri. Berdamai dengan diri sendiri, tetunya akan membawa iklim positif dan kesinergisan kerja antara otak dan hati. Happy Reading.

Selasa, Januari 28, 2014

From Having Took A Rest.

23.43


Setelah beberapa bulan lamanya tidak menciptakan sebuah karya apa pun, disibukkan dengan kegiatan antah barantah apa yang orang kadang tidak habis pikir. I'm coming back, here. Spending my time in this holiday.

Libur panjang pasca kehidupan di semester satu yang masih serba luntang-lantung, tidak aku sia-siakan untuk tidak menghabiskan waktu di rumah. Really home sick while adaptation process on Tembalang a few months.

In the end of this first semester, i use to make neat plan for next semester. i knew,  this isn't over. but this is the one way i can closer to my dreams. so, i won't to throw this chance in order to repeat the last mistakes. a good job, can being perfect if we do the good plan. i want feel great when i tread my first step on second semester.
Kebetulan semster dua ini, masih masuk di awal-awal tahun 2014. Resolusi di tahun 2014 harus tercapai dan semakin tertata. Kehidupan terus berjalan, apa pun yang pernah terjadi sebalum ini, waktu tidak akan bernah berputar ke kiri, artinya tidak akan berputar balik kecuali jika jam itu rusak. 

Jangan pernah sia-siakan kesempatan yang ada untuk semakin dekat dengan daftar impian-impian. Hey, ingat masih banyak yang harus tercapai di tahun ini. Percaya bahwa segala sesuatu yang kita usahakan tanpa mengenal balasan dari keringat yang muncul, tanpa berharap suatu jabatan pasti akan berbuah manis. Ada sebuah pepatah yang menjadi motto hidup salah seorang teman "God know, what we do". Tuhan selalu bisa memberikan jawaban dari apa yang telah kita usahakan. Jangan berharap apa pun karena Tuhan punya hadiah yang manis. 

Then, to make cheer this year i have a tag line for my self "Participate and Action". It's mean that i wouldn't repeat my old behave. delay and delay something. when we delay something we lose one second chance to catch our dreams, that's way we never get what we want in the near future.

Participate in all what you like and likely. And show your action. World will see you. Happy waiting the 2nd semester. 

Loves,
Me.