Kamis, Januari 22, 2015

Bebaskan Idemu

Pernah pada suatu ketika saya menonton acara di salah satu stasiun televisi kalau tidak salah acara Mata Najwa di Metro TV dengan bintang tamu mantan Presiden ketiga RI,  Baharuddin Jusuf Habibie salah satu tokoh besar dunia yang jadi idola saya. 
Bahasan waktu itu adalah tentang cerita dibalik munculnya buku berjudul Habibie & Ainun. Semua orang membaca buku beliau, sebuah kisah cinta yang menginspirasi banyak orang. Sebuah buku dan kisah yang terlahir dari patah hati yang terlalu dalam dari seorang Habibie.

Novel laris ini adalah buah kreatifitas yang ditimbulkan dari dampak perasaan yang terlalu dalam sepeninggal Ibu Ainun. Saat itu Habibie mengalami kehilangan yang sangat dalam. Kehilangan seorang sosok yang telah dianggap sebagai separuh hatinya, separuh jiwanya, soulmate. Ini menimbulkan beliau harus mendapatkan perawatan intensif dari tim dokter. Dokter menyarankan 4 hal dalam mengatasi kehilangan tersebut diantaranya :
1. Habibie harus masuk ke rumah sakit psikologis (rumah sakit jiwa)
2. Habibie harus rawat jalan (tetap dirumah, tetapi secara rutin tim doketer mengunjungi beliau)
3. Curhat dengan kerabat dekatnya tentang rasa kehilangan yang mendalam tersebut
4. Habibie harus menyelesaikan sendiri persoalan itu dengan cara menulis.
Kemudian Habibie memilih opsi keempat, dia memilih menyelesaikan permasalahannya sendiri, karena tidak mau melibatkan orang lain ikut terlibat dengan masalah hati yang sedang menderanya.
Mengeluarkan semua hal yang ada di dalam kepala, berupa memori yang sangat kuat dan tentunya itulah sumber dari ‘kesakitan’ Habibie. Sakit akan kehilangan, sakit ketika kilatan-kilatan balik masa lampau muncul seketika di kepala, namun kenyataannya tokoh dalam kilatan balik masa lampau itu sudah tidak ada di sebelah kita. Berada di seberang dunia yang tidak dapat dijangkau dengan apapun, kecuali CINTA.
Menurut saya menulis pun merupakan salah satu tratmen yang baik bagi seseorang. Kita tidak perlu merepotkan orang lain dengan ‘curhatan’ kita, tidak melibatkan orang lain dalam permasalahan kita, kita bisa memainkan imajinasi kita dalam sebuah tulisan, sabar dalam mengetik setiap part dalam kehidupan.It’s self resolves. 
Ditambah dengan fakta pribadi saya, tidak jarang orang yang sedang berada dalam perasaan demikian cenderung tingkat kreativitasnya meningkat. Menurut saya karena ada dorongan emosi, yang mungkin ada kaitannya dengan hormon (belum riset soal ini). 
Dan boom cerita Habibie & Ainun, yang mulanya hanya sebatas pelamiassan seorang Habibie atas perasaan kehilangan dapat berbuah manis dan membekas sebagai salah satu referensi kisah cinta yang mungkin bisa mengalahkan “Romeo and Juliet”. 
Saya pribadi tidak terlalu mengikuti seri novel dari kisah cinta ini, tapi saya beberapa kali menitihkan air mata saat Reza Rahardian dan bunga Citra Lestari mendeskripsikan kisah cinta yang sangat tulus dan polos dari dua orang manusia bernama Habibie & Ainun. 
Sebuah film bercerita tentang perjuangan, ketegaran, kepercayaan, ketulusan, dan CINTA SEJATI.
"Jangan biarkan ide mengendap dalam kepala, seperti plak dalam gigi, keberadaannya hanya akan jadi penyumbat jika tidak dikeluarkan."-ashamuba